Menderita Kelainan Tulang Sejak Usia 8 Bulan, Alam Ilhamna Hanya Terbaring

alam ilhamna, penderita kelainan tulang kering
Orang Tua Alam Ilhamna hanya bisa pasrah dengan kondisi anaknya yang menderita kelainan tulang sejak bayi.
0 Komentar

CIPEDES, RADARTASIK.ID – Malang nian nasib yang dialami Alam Ilhamna (22). Warga RT004/RW 008 Kampung Sukamaju II Kelurahan Panglayungan Kecamatan Cipedes Kota Tasikmalaya.

Putra pasangan Yayat Ruhiat dan Yayah Rokayah ini mengidap kelainan tulang sejak usia 8 bulan. Kini usianya sudah 22 tahun.

Setiap hari ia hanya terbari lemas di rumah panggung ukuran 5X6 meter. Itu pun lahannya menumpang di atas kolam ikan milik orang lain.

Baca Juga:Beli Karangan Bunga Pakai APBD Rp 500.000, Setahun Bisa 2 Sampai 3 Kali/DinasKurang Sosialisasi, Warga Ciamis Belum Tahu Ada Parkir Berlangganan

Bukan tak pernah berobat, orang tua Ilham mengaku sudah berupaya dengan segala cara mencari jalan kesembuhan. Sejak Ilham masih bayi. Namun tak kunjung membuahkan hasil.

“Mulai dari dokter umum, ahli tulang, ahli syaraf sudah kita bawa. Diagnosanya kekurangan cairan tulang kering,” kata Yayah, sang ibu, Jumat (3/3/2023).

Saat ini keluarga Ilham hanya bisa pasrah. Mereka memilih merawat anaknya di rumah. Tak lagi mencari sarana pengobatan. Sebab tak ada lagi uang yang dipunya untuk biaya.

Yayah, mengaku bingung. Untuk makan sehari-hari saja ia harus mengandalkan pendapatan puterinya Salsa Sabilillah (26) yang bekerja.

Saat ini hanya Salsa lah yang menjadi tulang punggung keluarga. Yayat, sang ayah, kini sudah sakit-sakitan. Dia sudah tidak kuat lagi bekerja berat. “Jangankan berobat, untuk kehidupan sehari-hari saja kami suka bingung,” keluhnya.

Yayah bercerita, suaminya mengalami penyakit dalam. Sakit-sakitan sejak 6 bulan terakhir.

“Terus terang, bantuan pemerintah juga, kami belum dapat. Kami hanya berharap putra kami bisa hidup normal atau lebih layak seperti seusianya,” ungkap dia.

Sementara Yayat, sebelum sakit dia sempat bekerja serabutan. Meski pendapatannya kecil, tapi punya penghasilan untuk menghidupi keluarga. Namun sejak 6 bulan terakhir dia tidak sanggup lagi melakukan pekerjaan berat yang biasa ia jalani.

Baca Juga:KNPI: Pengelolaan GCC oleh Pemuda Harus Ditafsirkan BijakMenjelang Bulan Ramadan, Harga Sembako Tak Menunjukkan Penurunan

“Kalau kerja, dada suka sesek. Makanya sekarang di rumah saja beristirahat. Berobat pun ya gimana tidak punya biaya,” keluhnya.

FIRGIAWAN

0 Komentar