Masuk Masa Transisi Pasca Bencana

Masuk Masa Transisi Pasca Bencana
BUTUH RENOVASI. Salah satu jembatan yang terseret banjir di Garut bagian selatan beberapa waktu lalu. Foto: istimewa
0 Komentar

PAMEUNGPEUK, RADSIK – Status tanggap darurat yang ditetapkan Pemerintah Kabupaten Garut terkait bencana banjir bandang dan longsor beberapa waktu lalu sudah berakhir. Saat ini, statusnya memasuki masa transisi pasca bencana.

“Ya kemungkinan kita akan masuk ke masa transisi karena banyak yang harus kita perbaiki,” kata Wakil Bupati Garut dr Helmi Budiman. Kata dia, masa transisi adalah masa dimana kita memerlukan waktu untuk melakukan penanganan yang merupakan kelanjutan dari tanggap darurat.

[membersonly display=”Baca selengkapnya, khusus pelanggan Epaper silakan klik” linkto=”https://radartasik.id/in” linktext=”Login”]

Baca Juga:Hewan Pembawa Rabies Capai 17.289 EkorGMNI Suarakan HAM dan Keadilan 

Helmi juga mengatakan, anggaran untuk menanganan bencana sudah cair dan sudah didistribusikan. “Kemudian itu anggaran sudah kita cairkan dan distribusikan. Mudah-mudahan selesai,” tambahnya.

Setelah itu, pihaknya akan mengadakan evalusi dari hasil tanggap bencana ini. “Nanti nanti kita ada evaluasi sore lah, dan menurut laporan alhamdulilah progresnya cukup bagus,” kata dia.

Terpisah, Kepala Pelaksana (Kalak) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Garut Satria Budi mengatakan, progres perbaikan jalan yang amblas karena longor di Kecamatan Singajaya sudah dilakukan tritmen oleh binamarga. “Kemarin sudah ada tritmen dari binamarga,” kata Satria saat dihubungi Radar. “Sudah (jalan) bisa dilalui, sekarang lagi mau dipasang telford info dari binamarga,” tambahnya.

Salah satu warga Sahid Anwar mengatakan, salah satu jembatan yang ambruk di perbatasan Garut dan Tasik tepatnya di Kampung Cijoho Desa Campakasari Kecamatan Bojonggambir Tasikmalaya dan Kampung Dahu Desa Simpang Kecamatan Cibalong Garut masih dalam kondisi ambruk. “Masih ambruk kang, katanya ada rencana dibangun lagi tapi tempatnya (jembatan) dipindahkan,” kata Sahid.

Kata dia, alasan dipindah karena tempat semula rawan tergusur arus banjir. “Katanya kalau misal di tempat semula lagi, tingkat kegusur banjirnya paling tinggi. Soalnya arah air sungainya sangat deras,” tuturnya.

Diberitakan sebelumnya, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Garut menggelontorkan dana sebesar Rp 1,7 miliar dari Belanja Tidak Terduga (BTT) untuk penanggulangan bencana di Kabupaten Garut. Hal itu disampaikan Bupati Garut H Rudy Gunawan di sela-sela kunjungannya di lokasi bencana di Kecamatan Cisompet.

0 Komentar