Manajemen Pendidikan di Kota Tasikmalaya Jadi Kurang Sehat

Manajemen Pendidikan di Kota Tasikmalaya
Dr Asep M Tamam MAg - Dr Ajang Ramdani MPd
0 Komentar

TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID – Banyaknya kepala sekolah memegang dua lembaga karena kekosongan pimpinan menunjukkan manajemen pendidikan di Kota Tasikmalaya kurang sehat. Padahal, pendidikan merupakan kebutuhan dasar yang seharusnya dioptimalkan.

Dari kacamata akademik, ketika dua jabatan dipegang oleh 1 orang maka akan menurunkan kualitas kerja dalam hal manajemen pendidikan. Meskipun secara umum operasional tetap berjalan, namun hasilnya tentu akan lebih baik ketika kondisinya ideal.

Akademisi Tasikmalaya Asep M Tamam mengatakan pemerintah bisa mengklaim kondisi dunia pendidikan baik-baik saja. Di mana kegiatan belajar dan mengajar di sekolah-sekolah tetap berjalan meskipun kepala sekolah memegang dua lembaga pendidikan. “Tapi untuk memastikan baik-baik saja atau tidak, harus betul-betul dicek ke lapangan,” ungkapnya kepada Radartasik.id, Rabu (18/10/2023).

Baca Juga:KH Tetep Abdulatip Sebut Kebutuhan Infrastruktur di Jawa Barat Masih Tinggi Untuk 2024Penderita Sakit Lambung di Tasikmalaya Ditemukan Hilang Nyawa di Saluran Irigasi

Secara operasional sekolah, kegiatan belajar mengajar tentu bisa tetap berjalan di kelas antara guru dengan murid. Namun jika berbicara kualitas, menurutnya manajemen pendidikan akan lebih ideal ketika ada sekolah dipimpin kepsek definitif yang bisa fokus di 1 tempat. “Kalau sekarang berjalan normal, tetap saja kondisinya akan lebih baik jika 1 sekolah 1 kepsek,” ucap dosen IAIC Tasikmalaya itu.

Pendidikan merupakan kebutuhan dasar manusia yang sifatnya vital sehingga kondisinya tidak boleh asal berjalan. Dari mulai kualitas pengajaran, pengawasan harus berjalan maksimal untuk menghasilkan Sumber Daya Manusia yang berkualitas. “Karena dunia pendidikan itu merupakan hal prioritas,” terangnya.

Tidak bisa dipungkiri bahwa pemkot sendiri terkendala mekanisme di mana pelantikan kepala sekolah harus mendapat persetujuan Mendagri. Namun di samping menunggu, perlu ada upaya untuk bisa tetap menghasilkan pendidikan yang maksimal. “Meskipun realitasnya terbatas, tetap harus berupaya mengejar tataran ideal,” ucapnya.

Akademisi lainnya, Dr Ajang Ramdani MPd dari IAI Tasikmalaya mengatakan bahwa kepala sekolah berfungsi dalam manajemen pendidikan di lembaga yang dipimpin. Termasuk untuk menjaga kualitas pelayanan pendidikan di sekolah yang dipimpinnya berjalan optimal. “Idealnya kan 1 kepala sekolah untuk 1 sekolah, logikanya ketika memegang 2 sekolah ya menjadi tidak sehat,” ungkapnya.

0 Komentar