TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID – MAN 2 Tasikmalaya mendapatkan undangan dari Chiangrai Provincial Administrative Organization School untuk berpartisipasi dalam kegiatan Lead Youth Conference. Kegiatan ini berlangsung dari tanggal 21-30 Januari 2024 di Provinsi Chiangrai, Thailand.
Konferensi internasional ini mengusung tema Walk With Nature dengan tujuan untuk mendorong generasi muda untuk mengembangkan konsep pariwisata yang bersifat berkelanjutan dengan mengkolaborasikan dimensi ekonomi, komunitas dan juga lingkungan.
Guru Sosiologi MAN 2 Tasikmalaya Rinaldi Isnawan Prasetyanto mengatakan, dalam mengikuti kegiatan ini, MAN 2 Tasikmalaya mengirimkan satu orang guru dan dua orang siswa sebagai wakil dari madrasah. Kegiatan ini dinilai dapat menumbuhkan motivasi dan kepercayaan diri siswa atau guru agar mampu berjejaring dan bersaing di dunia internasional sekaligus menjadi wadah untuk mempromosikan budaya serta pariwisata lokal Tasikmalaya di kancah internasional.
Baca Juga:SDN Sirnasari Tasikmalaya Cetak Siswa Berkarakter Lewat Peringatan Isra MikrajTim Basket SDN Citapen Tasikmalaya Kawinkan Gelar Juara
Konferensi ini diikuti oleh tiga negara yang terdiri dari 7 sekolah, diantaranya adalah Thailand (CRPAO School, MaeChan Witthayakom, Maerim Witthayakom, Princess Chulaborn Science, Chiangrai Witthayakom), Jepang (Shizuoka Seiko Academy), dan Indonesia (MAN 2 Tasikmalaya).
“Dalam konferensi ini terdapat beberapa kegiatan seperti workshop mengenai sustainable tourism yang dilaksanakan di Mae Fah Luang University, lalu kompetisi mempromosikan wisata berkelanjutan, penampilan budaya, serta workshop tentang industri agroteknologi yang terdapat di Chiangrai, Thailand,” jelasnya.
Dalam kegiatan kompetisi mempromosikan video wisata berkelanjutan, tim MAN 2 Tasikmalaya menampilkan dan mempresentasikan video tentang wisata Gunung Galunggung yang merupakan pariwisata berkelanjutan di Kabupaten Tasikmalaya.
Dalam presentasi mengenai wisata Gunung Galunggung, tim MAN 2 Tasikmalaya menjelaskan bahwa pada dimensi lingkungan, di Gunung Galunggung masih memperhatikan ekosistem lingkungan sekitarnya, terbukti dengan masih difasilitasinya habitat untuk hewan-hewan di sekitar tempat wisata Galunggung, seperti burung, monyet dan sebagainya.
Lalu pada dimensi ekonomi, wisata di Galunggung tentu dapat menjadi pemasukan bagi pemerintah Kabupaten Tasikmalaya itu sendiri sehingga dapat memutar roda ekonomi masyarakat sekitar Galunggung. Terakhir, pada dimensi komunitas, pariwisata dijelaskan bahwa wisata di Gunung Galunggung juga melibatkan komunitas masyarakat sekitar untuk mengembangkan pariwisatanya, seperti dalam hal menjual kerajinan tangan masyarakat sekitar (seperti Batok Galunggung ataupun pernak-pernik dan pakaian) yang dapat dijual kepada pengunjung yang datang ke Gunung Galunggung.