Saya pun menghubungi Emily, putri bungsu Prof Azra kemarin. Dia akuntan lulusan Universitas Indonesia. Emily bilang ayahnyi memang punya banyak komorbid. Darah tinggi, gula darah, kolesterol, dan asam urat. Komplet. Maka meski Covid sudah reda, ketika Prof Azra terkena virus tersebut, akibatnya sangat fatal. Ia batuk tak tertahankan di atas pesawat yang segera mendarat di Kuala Lumpur. Begitu pesawat mendarat Prof Azra dilarikan ke rumah sakit. Tapi tidak tertolong. Beliau dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata. Penerima Bintang Maha Putra Utama—atas jasanya di proses perdamaian di Aceh.
Prof Azra meninggal dunia. Warisan ilmunya, delapan bukunya, menyebar ke seluruh dunia. (*)
 NB: Anda bisa menanggapi tulisan Dahlan Iskan dengan berkomentar http://disway.id/.
[/membersonly]
Belum berlangganan Epaper? Silakan klik Daftar!