Banyak juga sebenarnya yang pernah menjelaskan soal Islam Nusantara ke dunia luar. Tapi umumnya tidak dalam format karya ilmiah. ”Yang banyak itu formatnya kutbah. Orang Barat tidak percaya kutbah,” tambahnya.
Di luar buku itu, Prof Azra dikenal sangat rajin membuat makalah. Begitu sering ia diundang seminar. Makalahnya selalu ditulis dengan serius. Islam Nusantara oleh Prof Azra dinarasikan secara ilmiah. Lalu jadi rujukan di Barat: ternyata ada negara dengan penduduk mayoritas Islam tapi bukan negara Islam. Dalam bahasa Inggris buku itu berjudul Islam in the Indonesian World.
Maka kerajaan Inggris memberikan gelar ”Sir” kepada Prof Azra. Nama penghargaan itu: Commander of the Order of British Empire.
Baca Juga:Mekanisme Multilateral Jadi Platform TerbaikJalan Raya Parigi Terendam Banjir
Dengan gelar ”Sir” itu beliau berhak dimakamkan di Inggris. Beliau juga boleh keluar-masuk Inggris setara dengan bangsawan Inggris. Itu satu-satunya di Indonesia. Itu satu-satunya di luar negara-negara Persemakmuran di Asia. Prof Azra istimewa.
”Tapi kami tidak pernah menggunakan keistimewaan itu,” ujar Emily Azra, putri bungsunya. ”Ayah juga tidak pernah menggunakan gelar Sir untuk diri beliau,” tambah Emily. Kalau ada yang pernah menuliskan gelar ”Sir” di depan nama Azyumardi Azra itu orang dari luar.
Islam Nusantara belakangan menjadi istilah yang umum. Tapi orang Minang sendiri tidak setuju dengan istilah Islam Nusantara. Islam ya Islam. Penolakan itu karena istilah Islam Nusantara, belakangan, lebih dihubungkan dengan Walisongo dan adat Jawa. Dan lagi Prof Azra memang tidak banyak menyebut jaringan Walisongo dalam penelitian ilmiah untuk buku Jaringan Ulama. Ini juga dipersoalkan oleh intelektual muda Islam seperti Aguk Irawan MN. Dan Prof Azra, kata Aguk, dalam sebuah tulisannya, mengakui itu.
Aguk, anak Lamongan nan NU, adalah sastrawan terkemuka dan pemikir muda Nahdliyin. Ia banyak menerjemahkan buku dari bahasa Arab. Ia alumni Al Azhar Kairo di ilmu filsafat akidah. Doktornya dari UIN Sunan Kalijogo Yogyakarta. Novelnya Titip Rindu ke Tanah Suci mendapat penghargaan sastra.
Ulama Indonesia yang banyak disebut dalam jaringan Azra adalah Abdurrauf as-Singkili. Ulama dari Singkil, Aceh. Bacalah sendiri buku Prof Azra. Yang dijual di Tokopedia dengan harga Rp 190.000.