Mahasiswa Unik Tasikmalaya Mengajar Bahasa Arab di Negara Asean

Unik
Mahasiswa Unik Tasikmalaya Isfi Lutfia Fadila dan Andre Iswan Mauna yang lolos ITHLA Abroad sedang menghadap Plt Rektor Universitas Islam KH Ruhiat Cipasung (Unik) Tasikmalaya Drs KH Abdul Chobir MT untuk berangkat ke tiga negara Asean, kemarin.
0 Komentar

Dilanjut perjalanan ke Malaysia, mereka akan diarahkan ke Universitas Selangor Malaysia, mengikuti seminar dengan tema Student Culture in Malaysia and Indonesia dan Empowerment of Arbic language as a tool to strenghthen the bond of knowledge and ukhuwwah Islamiyah. Lalu  presentasi makalah bertema Learning opportunities in International Islamic Selangor Malaysia.

“Dalam mengikuti seminar dan presentasi di Universitas Sains Islam Malaysia. Dalam kegiatan seminar itu, tentang Student Culture in Malaysia and Indonesia dan seminar tentang Empowerment of Arbic language as a tool to strenghthen the bond of knowledge and ukhuwwah Islamiyah,” ujarnya.

Sementara itu, mereka diminta untuk presentasi. Dalam prestasinya tentang Learning opportunities in university sains Islam Malaysia. Selanjutnya, mereka akan diarahkan untuk mengajar selama 3 minggu di beberapa ma’had di Malaysia.

Baca Juga:Membanggakan! Siswa SMAN 6 Tasikmalaya Jadi Duta Maritim IndonesiaPerbaiki Rapor Pendidikan di Kota Tasikmalaya dengan Metode Gasing

“Andre mengajar di Ma’had Maabiq Malaysia, dan Isfi mengajar di Madrasah Darul Zahra Tahfizil Qur’an Malaysia,” katanya.

Terakhir perjalanan ke Thailand untuk kemudian menyelesaikan program di negara gajah putih ini dan kemudian kembali lagi ke Indonesia.

Selain itu, setelah kegiatan ITHLA, dua mahasiswa kembali ke Unik Tasikmalaya pun akan diberikan nilai Praktik Pengalaman Lapangan (PPL). “Mereka yang ikut ITHLA insyaallah mendapat nilai PPL,” katanya.

Plt Rektor Universitas Islam KH Ruhiat Cipasung (Unik) Tasikmalaya Drs KH Abdul Chobir MT menyampaikan, dua mahasiswanya mengikuti program ITHLA Abroad Batch 5 sifatnya belajar dan mengajar. Apalagi ketika ke  Singapura bisa mendapatkan sesuatu ilmu yang bermanfaat, ketika datang ke negara yang lebih maju.

“Sebab dari pengalamannya negara relatif maju memperhatikan metodologi sehingga guru di sana harus kreatif. Artinya tidak hanya menyampaikan subtansi materi saja, juga harus menguasai cara menyampaikan ilmunya atau  metodologi,” ujarnya.

Oleh karenanya, ketika mahasiswa Unik Tasikmalaya belajar dan mengajar di sana, sebuah kebanggaan. Sehingga saat melepasnya, ia pun berpesan kepada mereka, tolong setiap aktivitas catat atau rekam, nantinya pengalamannya bisa presentasi kepada teman-temannya. (riz)

0 Komentar