Mahasiswa KKN Unsil Tasikmalaya Bentuk Kader Kesehatan untuk Cegah TBC dan Stunting

KKN
Anggota Kelompok Kerja Nyata (KKN) 42 Universitas Siliwangi Tasikmalaya kompak saat melaksanakan kegiatan dan persiapan acara di Gor Kantor Desa Linggajati Kecamatan Sukaratu, Tasikmalaya. (DIKI SETIAWAN / RADAR TASIKMALAYA)
0 Komentar

TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID – Sebanyak 19 orang mahasiswa Kelompok Kerja Nyata (KKN) 42 Universitas Siliwangi Tasikmalaya melaksanakan kegiatan lapangan di masyarakat, Jumat (30/6/2023).

Kegiatan tersebut dilaksanakan di Desa Linggajati Kecamatan Sukaratu Kabupaten Tasikmalaya. Dengan dua agenda yang akan di laksanakan di awal Juli 2023 nanti.

Yakni membentuk kader tuberkulosis atau TBC dengan tujuan menekan angka penyakit atau virus yang menyerang organ tubuh paru-paru tersebut. Kedua mengadakan bazar makanan sehat di Posyandu setempat.

Baca Juga:PPDB SMP dan SMA di Wilayah Kota Tasikmalaya Diawasi Unit Pemberantasan PungliPemerintah Kota Tasikmalaya dan Bank Indonesia Tasikmalaya Sediakan Pangan Murah Jelang Idul Adha, Cek Harganya!

Ketua Pelaksana Kegiatan Pembentukan Kader TBC dan Bazar Makanan Sehat KKN 42 Universitas Siliwangi Ayi Arda Mulyani menjelaskan dua kegiatan yang akan dilaksanakan KKN 42 Universitas Siliwangi di Desa Linggajati terkait dengan program kesehatan.

“Yang pertama launching kader tuberkulosis di GOR Kantor Desa Linggajati Kecamatan Sukaratu. Kedua kegiatan di Posyandu Sibaju dengan pemberian makanan tambahan (PMT) dan bazar makanan sehat,” terang Ayi, kepada Radar, Jumat (30/6/2023).

Untuk kegiatan pembentukan kader TBC, terang dia, yang akan dilaksanakan 4 Juli nanti tujuan dan manfaatnya agar kasus TBC di Desa Linggajati bisa terdeteksi, dan adanya perlindungan kontak antara penderita dengan orang yang ada di sekitar. “Termasuk penderita juga diarahkan pada pengobatan yang tepat agar bisa sembuh dari sakitnya,” ungkap dia.

Adapun untuk kegiatan bazar yang rencananya akan dilaksanakan 12 Juli nanti, dilaksanakan sebagai langkah untuk meningkatkan angka kehadiran ibu bayi balita ke posyandu.

Kemudian, lanjut dia, dilatarbelakangi karena ada salah satu posyandu yang memiliki angka kehadiran ibu balita yang kurang. “Sehingga kami berencana untuk mengadakan kegiatan bazar makanan sehat guna untuk menarik para orang tua balita agar memeriksakan anaknya ke posyandu,” kata dia.

Pemberian makanan tambahan atau PMT sendiri, tambah dia, sebagai bagian kegiatan pemberian makanan kepada balita dalam bentuk kudapan yang aman dan bermutu. Termasuk makanan sehat yang dikonsumsi ibu balita.

“Serta kegiatan pendukung lainnya dengan memperhatikan aspek mutu dan keamanan pangan. Serta mengandung nilai gizi yang sesuai dengan kebutuhan sasaran,” tambah dia.

0 Komentar