Mahasiswa dan Siswa Pahami Dasar-Dasar Jurnalistik

SINGAPARNA, RADSIK – Pengurus Rayon Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Fakultas Syariah Institut Agama Islam Cipasung (IAIC) Kabupaten Tasikmalaya mengadakan Pelatihan Dasar Jurnalistik dan Digital Kreatif di Gedung Rektorat Kampus IAIC, Kamis (29/12/2022).

Kegiatan bertema ”Be A Good Young Journalist in Digital Era” itu dibuka oleh Rektor IAIC H Dendi Yuda SAg MAg dan dihadiri para siswa serta mahasiswa dari beberapa sekolah dan kampus. Dalam pelatihan itu narasumber yang dihadirkan yakni Pemimpin Redaksi (Pemred) Radar Tasikmalaya Sandy Abdul Wahab dan Graphic Designer H Yunis Nugraha.

Dendi mengapresiasi pelatihan yang diselenggarakan PMII Rayon Fakultas Tarbiyah. Kegiatan tersebut cukup penting dan bermanfaat bagi mahasiswa. Terutama dalam membekali ilmu jurnalistik dasar dan penguasaan digital.

[membersonly display=”Baca selengkapnya, khusus pelanggan Epaper silakan klik” linkto=”https://radartasik.id/in” linktext=”Login”]

”Saya sangat mendukung kegiatan ini. Tentunya ini harus ada realisasinya. Tidak hanya pelatihan saja dan harus ada bentuk atau produk yang dihasilkan,” katanya.

Dendi menyebutkan semua kalangan mesti memahami media massa agar tidak menjadi korban hoaks. Media massa bisa menjadi perangkat untuk memerangi berita bohong.

Menurut dia, ketika ingin menguasai dunia maka harus menguasai media massa. Karena media massa itu salah satu corong untuk memperkenalkan apa yang dimiliki dan apa yang ada dalam pikiran. Dengan demikian, memahami ilmu jurnalistik itu penting.

”Bagaimana menyampaikan informasi, pemikiran dan lainnya harus menarik agar orang tertarik dengan ide kita. Makanya harus menguasai ilmu seperti itu (jurnalistik),” tuturnya.

Dia berharap pelatihan itu memberikan manfaat bagi para peserta dan para peserta menindaklanjutinya dengan melahirkan sebuah produk.

Presiden Mahasiswa (Presma) IAIC Alfi Ahmad Hudori menyebutkan pelatihan jurnalistik sangat penting untuk memicu daya kritis mahasiswa. Mahasiswa mesti melek akan perubahan zaman.

”Berbicara teknologi digital hari ini, orang sudah memiliki gadget. Bagaimana caranya agar produktif akan hal yang dilakukan, bermanfaat bagi banyak orang,” katanya.

Menurut dia, apa yang dilihat dan dirasakan bisa menjadi sebuah kebermanfaatan bagi banyak orang. Sejauh ini, di IAIC ada komunitas penulis. Di dalamnya mengkaji pemberitaan, belajar menulis dan mendakwahkan, literasi.

Dia menyatakan sangat banyak karya yang dihasilkan oleh rekan-rekan mahasiswa. Mereka diwadahi dan sadar akan pentingnya literasi bukan hanya membaca tetapi menulis.

Dengan diselenggarakannya pelatihan ini, dia ingin mahasiswa sadar betapa pentingnya menganalisis sebuah berita.

”Bagaimana hari ini berita sudah menyebar ke mana-mana, menjadi sebuah inovasi bagi teman-teman mahasiswa, untuk memberikan kemanfaatan melalui media dan melek, serta sadar akan sebuah kemanfaatan dari sebuah jurnalistik ini,” tuturnya.

Pemred Radar Tasikmalaya Sandy AW dalam pelatihan jurnalistik itu menyampaikan tentang kewartawanan, penulisan berita dan foto jurnalistik.

Di era digital saat ini, Sandy mengingatkan kepada para peserta untuk selalu berhati-hati dengan informasi yang beredar di media sosial (medsos).

Para netizen tidak boleh menelan mentah-mentah informasi yang ada di medsos karena bisa saja merupakan kabar palsu atau hoaks. ”Jadi kalau kalian menerima informasi di medsos cek dulu ada atau tidak berita itu di media mainstream (arus utama). Misalnya sekarang yang lagi viral di medsos ’suami selingkuh dengan ibu mertua’. Nah itu cek dulu kebenarannya di media mainstream. Kalau ternyata ada beritanya, berarti informasi itu benar,” tutur alumni SMA Islam Cipasung itu. (obi)

[/membersonly]

Belum berlangganan Epaper? Silakan klik Daftar!