Legenda Pulo Majeti Kota Banjar, Tradisinya Masih Dipertahankan

Pulo Majeti
Puncak Ngabumi atau Hajat Bumi yang dilakukan Kawargian Pulo Majeti Kota Banjar diisi dengan kesenian dan budaya. (Anto sugiarto/Radar tasik)
0 Komentar

BANJAR, RADARTASIK.ID – Masyarakat Kawargiaan Pulo Majeti Lingkungan Siluman Baru Kelurahan/Kecamatan Purwaharja sukses menggelar hajat bumi atau Ngabumi. Hajat bumi atau Ngabumi berlangsung selama 2 hari, Jumat dan Sabtu 12-13 Juli 2024 bertepat di situs Cagar Budaya Pulo Majeti. 

Berbagai rangkaian kegiatan digelar, mulai dari Kirab Seba, kaulinan baheula, kesenian dan budaya tradisional, ngalarung, puncak Ngabumi hingga pagelaran wayang. Semua itu tak lepas dari legenda dari Pulo Majeti yang konon pada zaman dahulu merupakan sebuah kerajaan berdasarkan buku karya Djadja Sukardja. 

Kuncen Pulo Majeti Yoyo Heryana menceritakan, kala itu yang menjadi raja Pulo Majeti bernama Prabu Selang Kuning Sulaeman Anom dan ratunya bernama Gandawati Ingkang Garwa. Prabu Selang Kuning dikenal sebagai raja gagah perkasa yang memiliki kesaktian mandraguna. 

Baca Juga:Dishub Kota Banjar Cegah Kecurangan, Juru Parkir Harus Setor LangsungPilkada Garut 2024, Helmi Budiman Punya Kans Besar Maju Jadi Calon Bupati

Sedangkan Ratu Gandawati adalah Putri Jin Kuraesin dari Negeri Ajrak. “Pada saat itu sang raja sedang memeriksa wilayah dan rakyatnya dengan menggunakan kuda Sembrani,” ucapnya. 

Kata dia, berdasarkan cerita, saat itu sang raja melihat ada cahaya terang dari atas. Lalu dia mendekatinya dan terlihat ada ratu Gandawati yang cantik. 

Lalu sang raja tertarik dengan kecantikannya, sehingga dituliskan sebuah surat lamaran. Surat tersebut diberikan ke seekor burung Caladi Bawang untuk diantarkan kepada sang ratu.

Burung Caladi Bawang tidak sanggup melaksanakan perintah sang raja. Lalu Prabu Selang Kuning memberinya sebuah mahkota dan sebagian pakaian raja agar berani. 

“Akhirnya burung Caladi Bawang pun berani dan berhasil menyampaikan surat lamaran sang raja kepada putri ratu Gandawati hingga akhirnya keduanya menikah,” jelasnya. 

Dari pernikahan raja Prabu Selang Kuning dan ratu Gandawati, dikaruniai seorang anak bernama Nyi Mae Mayang Munah. Waktu pun terus berganti dan pada suatu suatu ketika Prabu Selang Kuning mandi, cincin yang digunakan disimpan di dinding kamar mandi, namun, saat itu sesosok jin melihat dan memperhatikan cincin milik sang raja, lalu mencurinya. 

Dengan kekuatan yang dimiliki, jin tersebut lalu menjelma dan mirip seperti sang raja, Prabu Selang Kuning. “Prabu Selang Kuning kehilangan kegagahan dan kesaktiannya, setelah cincinnya dicuri oleh jin itu,” jelasnya. 

0 Komentar