Kisah Mak Jenab Menggugah Kepedulian di Tengah Hilangnya Semangat Gotong Royong Warga

rumah mak jenab
Anak Mak Jenab menunjukkan kondisi rumah ibunya yang ditutup terpal pada bagian samping. (Ayu Sabrina / Radartasik.id)
0 Komentar

TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID — Direktur Taman Jingga, Ipa Zumrotul Falihah, menyoroti hilangnya semangat gotong-royong di kalangan masyarakat Kota Tasikmalaya, seperti yang tergambar dari kisah Mak Jenab (80), seorang lansia yang tinggal sendiri di rumah panggung di Kelurahan Tamanjaya, Kecamatan Tamansari.

Jenab mengaku pernah menolak bantuan bedah rumah karena tak mampu membayar upah pekerja.

“Ini kan banyak macamnya, ada yang diberi bahan bangunan tapi pada pelaksanaannya harus pakai dana pribadi. Tapi kalau tidak mampu, mana bisa? Ini kembali ke keluarga dan RT/RW setempat. Bisa dengan gotong royong warga, apalagi kalau bahan-bahannya ada. Jangan sampai ditolak, sayang kan,” kata Ipa kepada Radar, Jumat 13 September 2024.

Baca Juga:DPUPRP Ciamis Disorot: Kelebihan Bayar Rp1,76 Miliar Tahun 2024 Harus Jadi Peringatan untuk PerbaikanHanifan Juara 1 Lomba Busana Kebaya Sinjang Tasik Batikan PASI!

Ipa juga mengungkapkan keheranannya karena menurut pengakuan Mak Jenab dan keluarganya, ia belum pernah menerima bantuan apapun dari pemerintah, padahal berbagai bentuk bantuan sosial tersedia, termasuk dari Kementerian Sosial.

“Membutuhkan perhatian lansia tersebut di era yang sejatinya sekarang bantuan itu banyak. Dari pemerintah, khususnya dari Kemensos, banyak. Ada makanan lansia, PKH lansia, sampai ke jaminan kesehatan ada,” ungkapnya.

Ipa curiga bahwa kasus seperti Mak Jenab bukan satu-satunya dan menduga masih banyak lansia atau warga kurang mampu yang mengalami hal serupa.

“Kenapa sampai tidak terdata? Ini juga patut jadi alarm. Sepertinya yang seperti ini bukan hanya Mak Jenab. Mungkin ada di luar sana, yang memang urgent membutuhkan bantuan, tetapi secara administrasi belum terdata,” tuturnya.

Ia menilai bahwa keluarga dan tetangga terdekat seharusnya dapat berperan lebih aktif melaporkan kondisi Mak Jenab untuk menerima bantuan yang layak.

“Bentuk perhatian itu gak harus dengan memberi, tapi dengan ide mengadvokasi, datang ke kecamatan atau kelurahan, atau sebaliknya dari kelurahan atau kecamatan turun ke lapangan. Sehingga terdeteksi,” ujarnya.

Ipa juga mengkritik sikap pemerintah yang cenderung bergerak setelah kasus menjadi viral di media sosial.

Baca Juga:PD Persis Kota Tasikmalaya Gelar Musda ke-5: Kokohkan Kolaborasi dan Sinergi untuk Jihad Jami'yyah BerkelanjutKilas Balik Bandara Wiriadinata Tasikmalaya: Tiga Kali Dibuka, Tiga Kali Pula Gagal

Ia berharap pemerintah bisa lebih proaktif dalam mendeteksi warga yang membutuhkan bantuan.

“Kayaknya ada di luar sana yang sama. Jangan tunggu viral lah, kan ada forumnya yaitu RT, RW, tingkat kecamatan, kelurahan sampai kota. Jangan viral baru semuanya bergerak,” tambahnya.

0 Komentar