Kesulitan Siswa Baru, Dua SMP Swasta di Kota Tasikmalaya Mengajukan Tutup Sementara

SMP Swasta
Salah satu ruangan SMP Pasundan Kota Tasikmalaya tidak ada aktivitas belajar mengajar di tahun ajaran baru ini, Kamis 20 Juli 2023. (Foto/RIzqi)
0 Komentar

TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID – Dinas Pendidikan Kota Tasikmalaya mencatat sejumlah SMP swasta mengalami kekurangan siswa. Itu terdaftar di SMP Pasundan, SMP Galunggung dan SMP Terpadu Mathlabul Ulum.

Bahkan ada yang mengajukan ditutup sementara ketika kekurangan siswa. Hal itu disampaikan langsung Kasi Kesiswaan Pembinaan SMP Dinas Pendidikan Kota Tasikmalaya Dani Heryana SSos kepada Radar, Kamis (20/7/2023).

Kata Dani, sebanyak 87 SMP di Kota Tasikmalaya, dengan rincian 21 negeri dan 66 swasta memiliki siswa sebanyak 28.675 orang per April 2023.

Baca Juga:Zulkifli Hasan Bakar Semangat Kader PAN Tasikmalaya, Minta Semua Kompak Memenangkan Pileg dan Pilpres 2024MPLS Momentum Tanamkan Karakter Masagi

Dengan jumlah itu, ada sekolah diminati dan sekolah kurang diminati. “Untuk sekolah kurang peminat ada di negeri dan swasta. Namun siswa yang paling sedikit terdapat di tiga SMP swasta yakni SMP Pasundan, SMP Galunggung, dan SMP Terpadu Mathlabul Ulum,” katanya.

Misalnya saja tahun kemarin di SMP Pasundan hanya 5 siswa saja dari kelas VII-IX. Di sisi lain padahal SMP Pasundan telah mendapatkan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) tetapi tidak diambil-ambil, sehingga  dikembalikan lagi.

“Kemungkinan tidak diambil BOS ini, karena biaya operasional tidak bisa tertutupi oleh lima siswa yang mendapatkan BOS,” ujarnya.

Akhirnya yayasan meminta kalau sekarang SMP Pasundan tidak mendapatkan siswa, kelas di atasnya  dipindahkan. “Mungkin SMP Pasundan akan ditutup sementara ketika tahun ini tidak mendapatkan siswa. Sambil yayasan memikirkan strategi mendapatkan siswa baru di tahun depannya,” katanya.

Senada juga, untuk SMP Terpadu Mathlabul Ulum sudah tidak ada siswanya. Kemungkinan sama akan ditutup sementara, sambil menunggu penerimaan peserta didik baru (PPDB) di tahun depan.

“Untuk penutup permanen, Dinas Pendidikan tidak boleh menutup izin operasional sekolah, tanpa ada sebab yang jelas. Kecuali ada keinginan sendiri dari yayasan,” ujarnya.

Fenomena kekurangan siswa ini, ia memandang sekarang banyak sekolah swasta yang menjamur. Ketika banyak sekolah ini, masyarakat pasti memilih yang memiliki nilai jual.

0 Komentar