Kesbangpol Kota Tasikmalaya Sebut Ketajaman "Feeling" Pemilih dalam Pilkada Bergantung Pendidikan Politik

Ade Hendar soal feeling pendidikan politik
Kepala Kesbangpol Kota Tasikmalaya, Ade Hendar, memberi penjelasan soal pendidikan politik kepada wartawan pada Senin 23 September 2024. (Ayu Sabrina/Radartasik.id)
0 Komentar

TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID – Kepala Kesbangpol Kota Tasikmalaya Ade Hendar merespons soal adanya warga yang berniat memilih calon kepada daerah pada Pilkada 2024 dengan mengandalkan feeling atau perasaan. Baginya, perasaan itu tidak serta-merta ada. Pasti ada alasannya.

“Saya yakin feeling yang dimaksud sudah berdasarkan pendidikan politik. Termasuk mungkin pada saat nanti kampanye. Sebab kampanye itu merupakan masukan-masukan informasi dari pasangan-pasangan calon. Sehingga feeling-nya menjadi kuat,” kata Ade saat ditemui usai pengundian nomor urut Paslon Pilkada 2024, Senin (23/9/24).

“Insya Allah feeling-nya bagus, seandainya visi dan misinya bisa diserap dengan baik,” tambahnya.

Baca Juga:Lembaga Survei Berperan Edukasi, Bukan Menggiring Industri Politik di Kota Tasikmalaya!Pengungkapan TPPU Narkoba Rp 2,1 Triliun: Bandar Kendalikan Jaringan dari Balik Jeruji, Polri Sita Aset Mewah

Apalagi kata Ade, bantuan dari beragam medium seperti media sosial bisa jadi sokongan feeling tersebut berdasar. Masyarakat mendapat lebih banyak masukan sebagai bahan pertimbangan dalam memilih pasangan calon kepala daerah.

“Ya jelas. Sebab hari ini media bukan hanya media komunikasi lisan langsung, tetapi media sosial, grup, dan lain sebagainya. Sekarang IT alhamdulillah bisa membantu (pendidikan politik),” sebutnya.

Meski begitu, ia mengakui bahwa peran pemerintah dalam memastikan pendidikan politik diterima warga Kota Tasikmalaya harus optimal. Realitasnya, secara terhitung masih jarang.

“Kemudian pemerintah dan stakeholder lainnya. Sebab memang salah satunya termasuk hari ini, lembaga penyelenggara Pilkada. Kalau gencar mau ke kalangan wiraswasta, mau kalangan mahasiswa, dosen, dan seterusnya. Memang untuk para penyelenggara itu waktunya itu sesuai dengan tugasnya. Tetapi kalau pemerintah kan bertahap meskipun jarang dilakukan,” ungkapnya.

Selain itu, Ade memaparkan bahwa selain pemerintah, penyelenggara Pilkada, hingga partai politik punya kewajiban yang sama. Mencerdaskan calon pemilih, hingga saatnya nanti memberikan suaranya.

“Yang wajib melakukan pendidikan politik sebagaimana kita tahu di situ ada partai politik. Pendidikan politik ini adalah melakukan pendidikan sebagai kaderisasi, supaya kadernya atau masyarakat bisa menambah wawasan politiknya,”ujarnya.

Ade berharap warga Kota Tasikmalaya bisa secara mandiri tergugah, untuk mencari tahu soal paslon. Mulai dari visi misi hingga standar ideal alasan mereka menentukan pilihan. “Tak kenal maka tak sayang. Kalau tak sayang maka tak cinta,” celetuknya.

0 Komentar