Keracunan Makanan, Satu Keluarga Mual dan Muntah Usai Santap Ceker Ayam

keracunan
Tim dari Dinas Kesehatan Kabupaten Garut melakukan skrining dugaan keracunan makanan. (Istimewa)
0 Komentar

GARUT, RADARTASIK.ID – Satu keluarga diduga keracunan makanan usai menyantap makanan di Kecamatan Cihurip.

Warga mengalami mual dan muntah beberapa saat setelah mengonsumsi makanan berbahan ceker dan kepala ayam.

Kepala Bidang P2P Dinas Kesehatan Kabupaten Garut Asep Surahman mengatakan, langsung terjun ke lapangan untuk melakukan skrining.

Baca Juga:Beras Bantuan Korban Bencana di Garut Bau Apek dan Berkutu, Pj Bupati Turun TanganOperasi Pangan Murah di Garut Segera Digelar, Hanya Warga Kategori Ini yang Bisa Beli

“Kita langsung menelusuri ke lapangan, jangan-jangan ada lagi tambahan (Korban diduga keracunan makanan),” ucapnya, Sabtu 3 Februari 2024.

Asep Surahman menerangkan, Dinas Kesehatan Kabupaten Garut maupun Puskesmas Cihurip langsung melakukan tindakan dengan mengevakuasi dan menangani 14 korban dugaan keracunan makanan.

Pihaknya pun juga melakukan investigasi. Menelusuri makanan jenis ceker dan kepala ayam yang diduga menjadi penyebab keracunan satu keluarga.

“Kita ke sana investigasi melacak lagi, jangan-jangan ada kasus tambahan, ternyata hanya dikonsumsi keluarganya, belum dibagikan,” katanya.

Korban Keracunan Makanan di Cihurip Berangsur Membaik

Hasil pemeriksaan di lapangan didapatkan informasi bahwa keluarga tersebut sedang menyelenggarakan acara hajatan menjelang pernikahan salah satu anggota keluarganya.

Kemudian membeli daging ayam yang diberi bonus penjualnya berupa ceker dan kepala ayam.

Setelah dimasak dan dimakan bersama-sama keluarga, beberapa jam kemudian banyak yang mengeluhkan sakit mual, pusing, dan diare. “Kita sudah evakuasi pasien, alhamdulillah tidak ada korban yang meninggal dunia,” lanjutnya.

Baca Juga:Hujan Deras di Garut Akibatkan Bencana Tanah Longsor, Jalan Sempat TertutupJalan Layang Segera Dibangun di Jalan Ibrahim Adjie Garut, Jadi Prioritas

Ia menerangkan dari jumlah korban sebanyak 14 orang, 10 orangnya di antaranya harus menjalani perawatan medis di puskesmas dengan cara diberi infusan. Sedangkan empat orang lagi hanya diberi obat karena tidak terlalu parah gejalanya.

Sampai saat ini tinggal dua pasien yang menjalani perawatan medis karena masih merasakan pusing dan mual. (*)

0 Komentar