Kepala Dinas Pendidikan Jabar: Mari Bangun Karakter Siswa!

Dinas Pendidikan
Kepala Dinas Pendidikan Jawa Barat Wahyu Mijaya (kiri) saat meresmikan Pembangunan Gedung Program Dana Alokasi Khusus (DAK) Bidang Pendidikan SMK se-Jawa Barat Tahun Anggaran 2023 di SMKN 2 Tasikmalaya, Rabu (27/12/2023).
0 Komentar

TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID – Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat berpesan kepada tenaga pendidik di Jawa Barat agar tidak hanya mengajarkan kepandaian saja. Selain itu juga harus membangun karakter bagi siswanya agar mampu menghasilkan potensi terbaik dan mampu adaptasi perkembangan zaman.

“Saya menitipkan pesan kepada para guru-guru atau kepala sekolah untuk senantiasa memberikan tidak hanya kepandaian atau keahlian. Tetapi membentuk karakter  untuk siswanya,”  kata Kepala Dinas Pendidikan Jawa Barat Wahyu Mijaya  saat meresmikan Pembangunan Gedung Program Dana Alokasi Khusus (DAK) Bidang Pendidikan SMK se-Jawa Barat Tahun Anggaran 2023 di SMKN 2 Tasikmalaya, Rabu (27/12/2023).

Ia pun memberikan sebuah teori Neo dan Chen yaitu dynamic governance. Di dalam teori tersebut menyampaikan bahwa, pengajar bukan hanya bicara tentang perubahan-perubahan saja, tetapi bagaimana memiliki kemampuan untuk beradaptasi perubahan. Mampu juga memanfaatkan peluang-peluang baru  di dalam perubahan tersebut.

Baca Juga:Yuk Liburan ke Winter Town Plaza Asia! Hadirkan 100 Tenant UMKM Kuliner dan Aneka LombaWow Lumer dan Crunchy! Cromboloni Berliner Brotfabrik Viral Diserbu Konsumen

“Hal ini menjadi kewajiban guru-guru bagaimana  mampu menginspirasi siswa. Karena tugas guru-guru tidak hanya sekadar mengajar, bagaimana mampu menginspirasi siswa sehingga mampu menyambungkan potensi-potensi dengan dunia yang lebih nyata,” ujarnya.

Selanjutnya, dalam teori Neo and Chen tersebut ada beberapa fokus atau yang menjadi kunci-kuncinya. Seperti guru-guru terus menerapkan pembelajaran, eksperimen dan berani mengambil risiko.

“Ketika tidak ditanamkan seperti itu, nanti siswa bisa ragu-ragu dalam melangkah. Padahal antara berhasil dan belum berhasil soal waktu, sehingga keberhasilan ini bukan sebuah akhir dan belum berhasil ini bukan sebuah akhir,” katanya.

“Intinya ketika siswa terus belajar, bereksperimen dan mau mengambil risiko. Supaya mendapatkan terbaik,”tambahnya.

Dalam teori itu juga, menyampaikan harus membangun kolaborasi. Karena ketika hanya mengandalkan semua rencana-rencana sekolah hanya dari pemerintah tidak optimal, sehingga perlu juga pentahelix yaitu akademisi, pengusaha, komunitas masyarakat, pemerintah, dan media massa.

Untuk sementara, yang tercatat di Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat pada 9 Desember 2023, sudah ada 593 kerja sama  dari SMK se-Jawa Barat.

“Mari bangun kolaborasi ini sangat penting. Misalnya ketika ada kepala sekolah mampu melakukan kerja sama lebih baik, sehingga tidak hanya mengandalkan beberapa pihak saja,” ujarnya.

0 Komentar