Kementerian Pertanian Akan Melatih Jutaan Petani dan Penyuluh untuk Antisipasi Darurat Pangan

Antisipasi Darurat Pangan
Kepala BPPSDMP Dedi Nursyamsi (tengah) berbicara di salah satu acara. (Polbangtan Bogor)
0 Komentar

JAKARTA, RADARTASIK.ID – Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Kementerian Pertanian (Kementan) akan memberikan pelatihan kepada jutaan petani dan penyuluh sebagai langkah antisipasi darurat pangan nasional.

Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman menerangkan, prioritas pemerintah sekarang yakni menggenjot produksi padi dan jagung untuk mencegah terjadinya krisis pangan di Indonesia.

”Kalau krisis energi mungkin kita masih bisa bergerak, tetapi kalau krisis pangan, seluruh aktivitas terhenti, bahkan negara pun tidak ada tanpa pangan sehingga ini menjadi prioritas pemerintah saat ini,” tutur Menteri Pertanian dalam siaran pers yang diterima Radartasik.id.

Baca Juga:Crosser Andalan AHM Delvintor Alfarizi Kerahkan Semua Kemampuan di MXGP JermanJuara Liga Champions, Jude Bellingham: Saya Baik-Baik Saja Sampai Saya Melihat Ibu dan Ayah Saya

Sementara itu, Kepala BPPSDMP Dedi Nursyamsi menjelaskan, situasi dunia dalam keadaan tidak menentu dengan sekira 60 negara menghadapi krisis pangan dan 900 juta penduduk dunia merasakan dampak krisis pangan.

Krisis pangan, menurut Dedi, disebabkan oleh pandemi Covid-19, climate change atau perubahan iklim, dan geopolitical tension, utamanya perang Rusia vs Ukraina, yang sampai saat ini belum memperlihatkan tanda-tanda berakhir.

”Di Indonesia, sejak Februari tahun lalu hingga Maret tahun ini kita mengalami fenomena alam yang disebut El Nino, kemarau yang berkepanjangan,” terang Dedi Nursyamsi ketika berbicara dalam Konferensi Pers menjelang Pelatihan Sejuta Petani dan Penyuluh (PSPP) Volume 10 Tahun 2024 di Jakarta, Kamis, 30 Mei.

Dedi Nursyamsi menerangkan, beras merupakan kebutuhan pokok Indonesia. 

Per bulannya, menurut dia, kebutuhan beras di dalam negeri tidak kurang dari 2,6 juta ton atau setara 1 juta hektare luas panen dengan produktivitas 5,2 ton per hektare.

Sementara itu, lanjut dia, Indonesia hanya mampu memproduksi beras 30,2 juta ton per tahun. ”Artinya kita masih defisit 1 juta beras,” ucap Dedi.

”Belum lagi cadangan beras pemerintah (CBP) 2,5 juta ton, berarti dijumlah kurang lebih 3,5 juta ton beras setiap tahun,” ungkapnya.  

”Itu setara dengan 7 juta ton gabah kering giling (GKG),” lanjutnya. 

Baca Juga:Vinicius Junior Setara Lionel Messi di Final Liga Champions, Jose Mourinho: Itu Jelas Diving, Tidak DiragukanDani Carvajal Dinobatkan sebagai MVP Final Liga Champions: Kami Keluar dari Babak Pertama dalam Keadaan Hidup

Berdasarkan data yang tersedia, menurut dia, pada Maret 2024, petani baru mampu menanam seluas 800.000 hektare. Ini menandakan bahwa terjadi kekurangan tanam seluas 300.000 hektare, yang akibatnya akan defisit beras.

0 Komentar