Kekuatan "Dekengan Pusat" Viman Alfarizi Belum Menyentuh Zona Nyaman

Politik
Dindin C Noerdin
0 Komentar

oleh

H. Dindin C Nurdin

Direktur Peduli Bakti Pesantren Foundation Jabar

PUSARAN politik Kota Tasikmalaya menghadapi Pilkada serentak 2024 cenderung jalan di tempat. Indikatornya nampak terlihat dari bakal kandidat Wali Kota Tasikmalaya yang masih “ngimpleng” bakal kandidat wakil yang akan mendampinginya. 

Partai politik peserta pilkada, nyaris “Himeung” untuk mematenkan kekuatan gabungan partai dalam sebuah koalisi permanen, bahkan “tragedi koalisi” menimpa salah satu partai politik dengan mengubah haluan dukungan kandidat.

Menakar kekuatan kandidat wali kota, sungguh secara kalkulasi dukungan politik belum ada yang powerfull, termasuk kandidat Wali Kota Tasikmalaya Viman Alfarizi sampai saat ini masih jauh dari zona nyaman. Meski didukung Parrtai Gerindra peraih elektoral tertinggi di Kota Tasikmalaya, tetapi belum cukup signifikan dengan kekuatan Viman.

Baca Juga:Bacalon Perseorangan di Kota Banjar Masuk Tahap Verifikasi FaktualMuharam Fest 2 Meriahkan Perayaan Tahun Baru Islam di Perum Bumi Mutiara Mandiri

Kandidat wali kota Viman Alfarizi dimata publik sering disambung-hubungkan dengan “keluarga Mayasari”. Di Kota Tasikmalaya Keluarga Mayasari dikenal sebagai pemilik kekuatan sosial dengan kekuatan jaringan bisnis perusahaannya.

Namun lagi-lagi rumus politik memberikan gambar ruang terbuka bahwa kontestasi pilkada tidak sepenuhnya “dikendalikan” oleh perangkat kekuatan sosial. Masyarakat atau publik pemilih sudah beranjak cerdas menentukan kualitas dan kapasitas calon pemimpinnya dan tidak berpikir siapa kekuatan dibelakangnya.

Viman Alfarizi sebagai kandidat wali kota, acapkali dipandang sebagai representasi kalangan muda, stigma ini justru menjadi tantangan besar, karena seorang Viman Alfarizi harus berupaya meyakinkan pemilih pemula milenial dengan nalar politik rasional berbasis kritis tentang bagaimana peran generasi muda sebagai kontributor utama dalam kemajuan kota Tasik 5 (lima) tahun ke depan.

Kemudian tantangan berikutnya adalah mengedepankan pembuktian bahwa Viman adalah anak muda yang potensial dengan berbekal pengalaman sebagai Anggota Legislatif Provinsi Jawa Barat, sehingga publik terjelaskan bahwa debut politiknya bukan karena “Dekengan Pusat” atau karena kebesaran “keluarga Mayasari” tetapi sebagai “Keluarga Besar Anak Muda” Kota Tasikmalaya pemilik prestasi dan dedikasi. 

Untuk merealisasikan “Kekuatan Sumberdaya” anak muda, Viman harus didampingi figur muda yang mumpuni membaca potensi generasi Kota Tasikmalaya sebagai jembatan menuju Indonesia Emas tahun 2045. (*)

0 Komentar