KDRT di Kota Tasikmalaya Rata-Rata Disebabkan Masalah Ekonomi

KDRT
(Gambar ilustrasi/AI-Bing)
0 Komentar

TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID – Kekerasan dalam rumah tangga atau KDRT hinggga kini menjadi momok menakutkan bagi para perempuan.

Meski berdampak besar, bahkan menyebabkan kematian, penegakan hukum kasus KDRT masih terkendala.

Penghapusan kekerasan dalam rumah tangga kini masih menjadi pekerjaan rumah yang besar bagi bangsa Indonesia.

Baca Juga:Golkar Bakal Kepung Kota Tasikmalaya dengan Warna KuningBLT EL Nino Cair! 185.576 Warga Kabupaten Ciamis Terima Bantuan

Kekerasan domestic yang banyak menelan korban perempuan –terutama istri– terjadi di tengah-tengah masyarakat. Baik dilakukan secara tersembunyi di dalam rumah maupun dilakukan di luar rumah.

Data kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak sepanjang tahun 2022, tercatat 12 kasus. Semuanya menimpa ibu rumah tangga.

Menurut Kepala Bidang PPPA, Lusi Rosdianti MPd, rata-rata kasus terjadi lantaran kondisi ekonomi keluarga yang memburuk.

“Biasanya karena kesenjangan ekonomi, taraf ekonomi yang rendah dengan perselisihan memicu tindakan kekerasan dalam rumah tangga bisa terjadi,” terangnya kepada Radar, Jumat (22/12/2024).

Bentuk kekerasan dalam rumah tangga (KDRT), mulai dari kekerasan fisik, psikis, seksual, hingga penelantaran ekonomi.

Dampak yang dialami para korban KDRT bermacam-macam, mulai dari luka fisik, trauma emosional, depresi, kecemasan, hingga masalah kesehatan mental lainnya.

Hal itu tak sepadan dengan peran seorang ibu di rumah, yang tidak hanya mengurusi kebutuhan domestik tetapi juga pekerjaannya di luar rumah.

Baca Juga:Peringati Hari Ibu, Gabungan Organisasi Wanita Kota Tasikmalaya Nyekar ke Taman Makam PahlawanBonus Proprov Tak Sesuai Janji, Atlet Muaythai Kota Tasikmalaya Ada yang Menangis Sampai Tolak Tandatangan

Dalam peringatan Hari Ibu ke-95, selama 6 tahun pemerintah menetapkan tema nasional “Perempuan Berdaya, Indonesia Maju”.

Hal itu didasari oleh kondisi masyarakat terkini yang masih berpikiran kolot terhadap perempuan.

Seperti yang diungkapkan Penjabat Wali Kota Tasikmalaya, Dr Cheka Virgowansyah dalam sambutannya di hadapan ratusan ibu yang berbaris di halaman Bale Kota Tasikmalaya, pada Jumat (22/12) pagi.

“Situasi dan kondisi masyarakat saat ini, mana kala persoalan kekerasan terhadap perempuan, kesenjangan akses ekonomi perempuan, dan keterwakilan perempuan dalam pengambilan keputusan masih sangat tertinggal dibanding laki-laki,” ujarnya.

0 Komentar