Kasus DBD Tinggi, Kota Tasikmalaya Belum Bebas Jentik Nyamuk

Dbd di kota tasikmalaya
Pemkot Tasikmalaya menggelar rakor penanggulangan DBD, pekan lalu di aula bale kota. (Dok. RADARTASIK.ID)
0 Komentar

TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID – Jentik nyamuk masih ditemukan di sejumlah rumah warga di Kota Tasikmalaya. 

Hal itu didasarkan pada peta sebaran kasus demam berdarah dengue (DBD) yang dipaparkan Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya dalam rakor penanggulangan DBD di aula Bale Kota pekan kemarin.

Kepala Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya dr Uus Supangat menerangkan bahwa berdasarkan penyelidikan epidemiologi, ketika ada temuan kasus DBD di suati wilayah, di sekitarnya juga ditemukan jentik nyamuk. 

Baca Juga:Viman Alfarizi Bicara soal Terbengkalainya Terminal Indihiang dan Money Politics di Pilkada 2024!Rois Syuriah PCNU Sebut Sudah Saatnya PKB Memimpin Kota Tasikmalaya di 2024!

“Sehingga masih ada sebaran nyamuk yang membawa virus dengue,” tuturnya kepada Radar, Senin 29 Juli 2024.

Saat ini, lanjutnya, beberapa puskesmas masih melakukan kegiatan jumantik. 

Beberapa diantaranya belum sampai 95 persen mencapai target. Sehingga virus dengue kemungkinan masih ada di beberapa wilayah kerja puskesmas di Kota Tasikmalaya. 

“Berdasarkan data laporan kasus yang masuk ke Dinas Kesehatan kasus DBD di Kota Tasikmalaya masih bisa tertangani melalui Tatalaksana perawatan di puskesmas dan rumah sakit di Kota Tasikmalaya,” ujar Uus.

Tantangan penanggulangan dengue sendiri, pihaknya menganalisa, adalah kurangnya kewaspadaan masyarakat tentang gejala awal DBD dan pembersihan sarang nyamuk. 

Selain itu masyarakat juga masih belum sadar melaksanakan 3M Plus melalui gerakan 1 rumah 1 jumantik (G1R1J). 

3M Plus adalah pola pencegahan DBD dengan menguras tempat penampungan air, menutup tempat-tempat penampungan air, serta mendaur ulang berbagai barang yang memiliki potensi untuk dijadikan tempat berkembang biak nyamuk Aedes aegypti agar rumah dan lingkungan terbebas dari jentik nyamuk.

“Masyarakat lebih banyak memilih fogging. Di sini, kami menilai perlunya dukungan media sosial untuk sosialisasi, advokasi dan mengingatkan kembali kepada masyarakat terkait kewaspadaan dini dan apa yang harus dilakukan segera ketika ditemukan kasus,” paparnya. 

Baca Juga:Transformasi Baru Polbangtan Kementan, dari Syaifuddin ke Yoyon Haryanto, Siap Menghadapi Tantangan Masa DepanEra Baru Media, B-Universe dan Disway Berkolaborasi, Menuju Dominasi 400 Media Network

Dia menjelaskan, saat ini cuaca sedang dilanda El Nino. Kondisi ini turut berdampak terhadap kembangbiak nyamuk dan tingginya kasus DBD. 

Suhu sangat berpengaruh dan membuat frekuensi gigitan nyamuk jadi lebih sering. Ia menilai perlu inovasi artificial intelligence (AI) untuk prediksi dan kewaspadaan kasus. 

0 Komentar