Kartu Tani di Kabupaten Tasikmalaya Tidak Berguna, Saldo Nol, Beli Pakai KTP Ditolak

kartu tani di kabupaten tasikmalaya
Salah seorang petani di Desa/Kecamatan Sukahening Kabupaten Tasikmalaya sedang bekerja. (Fitriah Widayanti/Radartasik.id)
0 Komentar

TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID – Kartu tani di Kabupaten Tasikmalaya tidak begitu berguna untuk membeli pupuk bersubsidi. 

Para petani Kabupaten Tasikmalaya yang ingin membeli pupuk bersubsidi banyak yang ditolak oleh penjual lantaran saldo kartu tani kosong. 

Begitu juga dengan aturan penggunaan Kartu Tanda Penduduk (KTP) untuk membeli pupuk bersubsidi tidak berlaku di Kabupaten Tasikmalaya. 

Baca Juga:KipasKipas, Media Sosial Karya Anak Bangsa Diluncurkan, Ada Fitur DM Eksklusif dengan Public FigureRuntuh Bak Mainan, Jembatan Francis Scott Key di Amerika Serikat Ditabrak Kapal Kargo, 6 Orang Masih Hilang

Pembelian pupuk bersubsidi sudah bisa diakses menggunakan KTP. Namun, hanya berlaku bagi petani yang sebelumnya sudah memiliki kartu tani dari pemerintah.

Hal tersebut merupakan solusi dari pemerintah terkait dengan keluhan banyak petani yang kesulitan mendapatkan pupuk bersubsidi lantaran saldo kartu taninya kosong atau kuotanya tidak mencukupi.

Namun, meski begitu masih banyak petani yang belum mengetahui bahwa saat ini pupuk bersubsidi sudah bisa dibeli menggunakan KTP.

Salah satunya adalah Oko (74), petani asal Desa/Kecamatan Sukahening, yang mengaku tidak tahu mengenai adanya hal tersebut. 

”Gak tahu malah kalau sekarang sudah bisa pakai KTP,” akunya.

Oko mengungkapkan bahwa dirinya sudah cukup lama tidak membeli pupuk bersubsidi lantaran saldo kartu tani yang dimilikinya selalu kosong. 

”Udah lama gak pakai itu. Tiap mau beli juga saldonya kosong terus. Malah sekarang kartunya juga sudah hilang,” katanya.

Baca Juga:Kontrak di PSG Segera Berakhir, Kylian Mbappe Akan Memutuskan Masa Depannya di Klub Sebelum Euro 2024Pilkada Kota Banjar 2024, Gerindra Sudah Pilih Calon yang Akan Diusung

Untuk memenuhi kebutuhan pupuknya, Oko mengaku biasa membeli di warung dekat rumahnya meskipun harganya cukup tinggi, karena bukan pupuk bersubsidi. 

”Kadang juga pakai kotoran domba. Tapi itu juga di pinggirnya saja karena kan sekarang udah gak kuat buat angkut-angkut kotoran dombanya,” ujarnya.

Petani Desa Sukahening lainnya, Mari (48), juga mengaku tidak tahu mengenai pembelian pupuk bersubsidi menggunakan KTP. 

”Gak tahu. Kartu taninya juga udah gak pernah dipakai,” ujarnya.

Berbeda dengan Oko dan Mari, Iyom mengaku sudah tahu perihal penggunaan KTP untuk membeli pupuk bersubsidi. 

Dia bahkan pernah mencobanya. Akan tetapi ditolak oleh pemilik kios pupuk. 

”Gak bisa boro-boro. Pernah pada bawa KTP ke sana tapi gak diterima, gak dikasih. Tahun kemarin kalau gak salah,” kata Iyom.

0 Komentar