Jumlah Warga Miskin dan Pengangguran di Indonesia Masih Tinggi

JAKARTA, RADARTASIK.ID – Jumlah warga miskin dan pengangguran di Indonesia kembali bertambah. Hal ini akan menjadi pekerjaan rumah yang cukup berat bagi pemimpin masa mendatang.

Jumlah warga miskin Indonesia menurut hasil riset CNBC Indonesia Intelligence Unit (CIIU) yang merupakan bagian dari CNBC Indonesia Research bertambah 2,76 juta jiwa akibat badai Pandemi Covid-19.

Rinciannya: pada periode September 2019 jumlah warga miskin di Indonesia adalah 24,78 juta jiwa dan meningkat menjadi 27,54 juta pada bulan Maret 2021.

Ketika dipersentasekan, tingkat kemiskinan Indonesia pada September 2019 adalah 9,22% dan meningkat menjadi 10,1% pada Maret 2021.

Baca juga: Soal Kemiskinan Kota Tasikmalaya, Pj Wali Kota Punya Pandangan Seperti Ini

Setelah pandemi Covid-19 melandai ekonomi perlahan pulih dan jumlah warga miskin mulai mengalami penurunan menjadi 25,90 juta jiwa atau 9,36% pada Maret 2022.

Sedangkan jumlah pengangguran sampai bulan Februari 2023 tercatat 7,99 juta atau sekitar 5,45%.

Presiden mendatang harus mampu menekan angka kemiskinan sampai di bawah 9% agar ekonomi Indonesia bisa benar-benar membaik.

Demikian juga dengan angka pengangguran yang harus bisa diturunkan sampai di bawah 5%. Namun hal ini masih cukup sulit mengingat masih banyaknya pekerja informal dibanding pekerjaan formal yang cenderung mendapatkan perlindungan dari negara.

Baca juga: Kemiskinan di Kota Tasikmalaya Bisa Selesai Dalam 1 Tahun, Ini Caranya!

Dalam grafik hasil research ditunjukkan bahwa indeks pekerja informal Indonesia pada tahun 2015 berada pada angka 49,5. Sempat turun pada tahun 2016-2018 dengan rincian sebagai berikut:

Tahun 2015: 49.5

Tahun 2016: 42.4

Tahun 2017: 44.2

Tahun 2018: 45.0

Indeks pekerja informal kembali meningkat pada tahun 2019 menjadi 5,5. Lebih rincinya adalah berikut:

Tahun 2019: 55.3

Tahun 2020: 60.9

Tahun 2021: 58.3

Tahun 2022: 59.3

Tahun 2023: 60.1

Baca juga: Akurasi Data Kemiskinan Masih Perlu Evaluasi, Muslim: Supaya Bantuan Tidak Hanya Tepat Sasaran, Tapi Tepat Guna

Angka ini menunjukkan tren jumlah pekerja informal yang terus meningkat tiap tahunnya.

Hal ini berimplikasi pula terhadap meningkatnya jumlah pengangguran yang pada tahun 2015 tercatat 17,7% dengan jumlah terbesar kelompok usia 20-30 tahun sebesar 12,86%.

Kemudian tahun 2016 tercatat 28,09% dengan kelompok rentang usia 30-40 tahun. Demikian juga pada tahun 2017 menjadi 27,54%.

Sedangkan pada tahun 2018, 2019, 2020, dan 2021 mengalami penurunan sebesar 26,93%, 26,12%, 24,34%, dan tahun 2021 menjadi 23,91%.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *