Jumlah Ibu Hamil Kekurangan Energi Kronis di Kota Tasikmalaya Capai 685 Orang

ibu hamil
ilustrasi: net
0 Komentar

TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID – Jumlah ibu hamil dengan kondisi kekurangan energi kronis (KEK) di Kota Tasikmalaya secara keseluruhan mencapai 685 orang.

Berdasarkan data Dinas Kesehatan, wilayah Puskesmas Mangkubumi menempati urutan pertama dengan 63 orang, diikuti Tamansari dengan 60 orang, Kelurahan Bantar 46 orang, serta Cihideung, Karanganyar, Purbaratu, dan Cigeureung masing-masing 40 orang.

Selanjutnya, Kelurahan Kahuripan mencatat 35 orang, Bungursari 33 orang, Kawalu 30 orang, Cibeureum dan Sambongpari masing-masing 28 orang, Indihiang 26 orang, Kersanagara dan Cilembang masing-masing 25 orang, Cipedes 23 orang, Panglayungan 22 orang, Urug 22 orang, Sukalasana 20 orang, Tawang 19 orang, Parakanyasag 15 orang, dan Sangkali 5 orang.

Baca Juga:Mobil Plat Merah Ciamis Kedapatan Isi Pertalite, Netizen Langsung BereaksiMajelis Masyayikh dan Pimpinan Ponpes se-Kota Tasikmalaya Deklarasikan Dukungan pada KH Aminudin untuk Pilkada

“Jumlah bumil KEK di Kota Tasikmalaya ini cukup tinggi. Faktor penyebabnya bisa karena asupan yang kurang atau adanya penyakit kronis yang memang sudah diderita ibu,” ujar Kepala Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya, dr. Uus Supangat, usai menghadiri acara Pembinaan Puskesmas Pembantu di Hotel Harmoni, Senin 19 Agustus 2024.

Apabila ibu hamil dengan KEK ini tidak ditangani dengan baik, kata dia, maka mereka berisiko melahirkan bayi yang kurang sehat atau bahkan tidak sehat. Bukan hanya risiko berat badan lahir rendah (BBLR), penyakit kronis lain juga mengancam apabila KEK tidak segera diatasi.

“Apabila tidak kita kelola, KEK pada bumil ini bisa mengakibatkan kelahiran bayi yang kurang sehat atau tidak sehat. Bisa BBLR, yang kemudian rentan terkena penyakit infeksi kronis, dan selanjutnya bisa berkembang menjadi gizi buruk atau bahkan stunting,” ungkapnya.

Saat ini, lanjut dia, salah satu strategi efektif yang bisa dilakukan untuk mengatasi KEK adalah dengan Pemberian Makanan Tambahan (PMT). Program ini dikelola oleh Puskesmas dan didistribusikan oleh kader-kader Posyandu.

“Memang hari ini kita mengadakan program pemberian makanan tambahan lokal untuk beberapa wilayah Puskesmas. Di seluruh 22 Puskesmas kita mengadakan program pemberian makanan tambahan,” jelasnya.

Tak Mendapat Alokasi APBD

Dari sisi anggaran, penanganan ibu hamil dengan KEK ini ternyata tidak mendapat alokasi dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD). Selama ini, anggaran untuk PMT mengandalkan Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) yang berasal dari Dana Tugas Pembantuan Kementerian Kesehatan, khusus untuk Puskesmas.

0 Komentar