Investor Saham di Kota Tasikmalaya Melejit Hingga Seribu Persen, Didominasi Kalangan Milenial 

Investor
PH Kepala Kantor Perwakilan BEI Jawa Barat sekaligus Kepala Incubator BEI wilayah 1 Achmad Dirgantara saat berkunjung ke Graha Pena Radar Tasikmalaya, Senin (18/9/2023).
0 Komentar

TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID – Bursa Efek Indonesia (BEI) atau Indonesia Stock Exchange (IDX) menyebutkan, perkembangan pasar modal pada saat pandemi pertumbuhannya sangat pesat. Jumlah investor pasar modal per tanggal 3 Agustus 2023 mencapai 11,4 juta Single Investor Identification (SID). Sebanyak 2,5 juta-nya berasal dari Jawa Barat.

PH Kepala Kantor Perwakilan BEI Jawa Barat sekaligus Kepala Incubator BEI wilayah 1 Achmad Dirgantara mengatakan, literasi dan inklusi pasar modal di Jawa Barat termasuk Kota Tasikmalaya terus meningkat.

“Saat pandemi investor pasar modal ini melesat. Orang pada di rumah, mereka nyari uang sampingan. Maka mereka berbondong-bondong menjadi investor pasar modal. Terlebih saat ini transaksinya mudah, semudah membeli produk di marketplace,” ujar Achmad saat kunjungan ke Graha Pena Radar Tasikmalaya, Senin (18/9/2023).

Baca Juga:Formasi, Wadahi Eksistensi dan Dakwah SantriSMK Manangga Pratama Tasikmalaya Gelar Latgab Pramuka, Perluas Relasi dan  Tingkatkan Prestasi

Ia menerangkan, pertumbuhan SID saham di Jawa Barat melejit selama pandemi Covid-19. Pada Maret 2020 yang tadinya 185.938 SID, melejit menjadi 1.050.344 SID di Agustus 2023.

“Untuk di Kota Tasikmalaya, di tahun 2020 berjumlah 3.544 SID, pada Agustus 2023 meningkat tajam menjadi 49.977 SID atau tumbuh 1.310 persen,” terangnya. Ia menerangkan, jumlah investor saham di Jawa Barat tahun 2021 bahkan mengalami kenaikan paling tinggi dalam sejarah.

Lanjutnya, investor di Jawa Barat ini didominasi oleh milenial usia di bawah 40 tahun. Bahkan 35 persennya berumur 18-25 tahun. Adapun berdasarkan pekerjaaanya 17 persen investor di Jawa Barat 44 persennya berprofesi sebagai pegawai swasta, 17 persen pengusaha dan 17 persen pelajar.

“Pertumbuhan jumlah investor saham ini didominasi oleh kaum milenial dan generasi Z, terutama yang berusia di bawah 30 tahun yang notabene-nya familiar dengan ekosistem digital,” katanya.

Untuk itu, BEI terus menggenjot literasi dan inklusi pasar modal ini melalui program edukasi publik, sekolah pasar modal dan lain-lain.”Termasuk bekerjasama dengan kampus yang ada galeri investasinya,” katanya. Di Jawa Barat ada 60 galeri investasi salah satunya di Unsil Tasikmalaya. Adapun jumlah perusahaan sekuritas ada 26 perusahaan. “Kita berkolaborasi dengan berbagai pihak untuk meningkatkan literasi keuangan ini,” ujarnya.

Ia menjelaskan, berinvestasi di pasar modal bagian dari investasi jangka panjang dan merupakan diversifikasi dari instrument investasi yang ada di Indonesia. “Berinvestasi pada saham tentunya memiliki potensi untuk memberikan keuntungan. Terdapat dua sumber keuntungan yang bisa didapatkan oleh para investor saat berinvestasi saham, yaitu capital gain dan dividen,” jelasnya.

0 Komentar