Ini Kata Budayawan Soal Patung Firaun di Banjar Water Park

Patung Sphinx
Patung sphinx dihadirkan untuk mengisi wisata Banjar Water Park. Foto: Cecep Herdi/Radar Tasikmalaya
0 Komentar

BANJAR, RADARTASIK.ID – Tokoh Budayawan Ki Demang menanggapi soal polemik patung Firaun di Banjar Water Park. Sebelumnya, patung itu menjadi sorotan Aliansi Muslim di Kota Banjar.

Menurut Ki Demang, dari segi estetik dan peruntukannya untuk wisata edukasi sejarah sebenarnya sah-sah saja patung Firaun jadi ikon wisata sejarah. “Sah-sah saja, tapi jika kalau dinilai dari segi lainnya, itu lebih baik jangan,” ujarnya, Minggu 19 Maret 2023.

“Menurut saya (Ki Demang) itu kurang pas. Kenapa kurang pas, karena Firaun itu bukan orang Banjar,” kata Ki Demang.

Baca Juga:6 Lapak di Pasar Cikurubuk Terbakar, Awal Api Diduga dari SiniPusat Observasi Bulan Bakal Dibangun di Pangandaran, Apa Saja Fungsinya

Ki Demang menyebut, jika menginginkan konsep wisata sejarah, seharusnya bisa lebih mengangkat budaya lokal.

Seperti di Sunda misalnya, banyak ikon yang layak untuk konsep itu. “Misal harimau, buaya putih atau patung Simbah Dalem Singaperbangsa,” katanya.

Perwakilan Aliansi Muslim Kota Banjar Asep Rifai menyebut, apabila Firaun tidak layak menjadi ikon di tempat wisata Banjar Water Park. “Kami bukan menolak. Tapi ikonnya harus diganti. Kami keberatan,” katanya.

Kepala Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Kota Banjar Dedi Suardi mengatakan, Banjar Water Park (BWP) akan menghadirkan edukasi sejarah. Salah satunya peradaban Mesir, yakni beberapa patung Sphinx di Museum The Mummy.

“Harapan investor, dengan hadirnya Museum The Mummy dengan fasilitas patung Sphinx ini bisa menarik wisatawan luar datang ke Banjar khususnya ke BWP. Juga menjadi sarana edukasi,” kata Pj Direktur BWP itu.

Konsepnya tidak lepas dari fasilitas patung-patung kuno, salah satunya yang menggambarkan raja Firaun. Namun, ia mengakui, sejumlah masyarakat menolak keberadaan patung Firaun.

“Aliansi Muslim dan tokoh agama di Banjar menolak. Mereka menolak patung itu, bukan konsep museumnya,” kata Dedi Suardi. (cep)

0 Komentar