Ini Beda Nih! Kuliner Inovatif Martabak Siram Citebaks Omset Rp 100-110 jt perbulan

martabak siram citebaks
martabak siram citebaks. (Foto: Instagram)
0 Komentar

TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID – Citebaks adalah nama usaha yang didirikan oleh Eko Sayogyono pada tanggal 4 Mei tahun 2004 di Kota Tasikmalaya.

Lalu apa arti Citebaks? Citebaks adalah singkatan unik dari Cwimie, Teh Telor, Martabak Siram.

Menu utama di toko kuliner itu dan merupakan menu kesukaan owner itu sendiri. Sedangkan menu yang lain hanyalah turunan dari menu utama itu.

Baca Juga:Jumlah Pengangguran di Kabupaten Ciamis Mencapai 9 Ribu, Apa Solusi Pemerintah?Mengenal Lebih Dekat Destinasi Wisata Cipanas Galunggung di Tasikmalaya Jawa Barat

Berbeda dari martabak telor lain. Martabak telor (martel) Citerbaks ini dalam penyajiannya bergandeng dengan satu mini mangkok bumbu siram khas.

Pedas manis asamnya alami dari rempah-rempah bukan pake cuka.

Pengunjung bisa menikmati martel dengan mengguyur bumbu itu ke martelnya. Wah, jadi berenang kan martelnya.

Martel basah kuyup dan bumbu siramannya enak banget diseruput. Bisa dikecrokan deh kaya makan tutut, hehehe..

Martabak telor yang buka dari pukul 15.00 sampai pukul 24.00 itu dibandrol hanya dengan harga Rp. 10.000 – Rp 12.000/ porsinya.

Martel ini dipadu dengan daging dan telur pilihan. Tersedia daging ayam dan sapi dan untuk telurnya tersedia telur ayam dan bebek.

Bahan dasar dibuat sendiri oleh Eko di rumahnya di Sindangkasih, Kabupaten Ciamis.

Kemudian bahan yang sudah jadi diantarkan ke kedai. Hal ini disebut dengan sistem FIFO (First In First Out).

Baca Juga:Pabrik Pengolahan Kayu di Ciamis Terbakar Hebat, Damkar dan Petugas Gabungan Kesulitan Padamkan ApiWagub Jabar Ajak Generasi Muda Cirebon Sambut Potensi Kawasan Rebana dengan Penguatan Budaya

Pria kelahiran Malang itu terinspirasi dari bebeapa makanan dan minuman yang pernah dia konsumsi saat masih bekerja proyek di Padang.

“Martabak siram itu asalnya martabak kubang. Itu pun kesukaan saya. Ceritanya, dulu waktu kerja proyek di Padang. Martabak ini dimodifikasi. Aslinya tuh martabak kubang. Martabak siram tuh hasil modifikasi saya. Pun sama dengan teh telor oleh-oleh saya di padang. Tiap hari makan martabak telor dan minum teh telor. Gak bosen bosen. Dulu kan di proyek cape, jadi untuk memulihkan stamina waktu di padang saya sarapan bukan nasi, malah teh telor. Dari pagi sarapan teh telor sampe siang jam 1 belum lapar. Jadi gak usah sarapan nasi. Kadang kadang kan di proyek datangnya makan telat kadang jam dua,” papar Eko saat ditemui di tempat usahanya 10 Agustus lalu.

0 Komentar