Indeks Kesiapsiagaan Masyarakat Kota Tasikmalaya Terhadap Risiko Bencana Disebut Kurang

kesiapsiagaan
Kalak BPBD Kota Tasikmalaya Ucu Anwar memberikan sambutan pada acara FGD di City Hotel, Senin (13/11/2023). foto: Ayu Sabrina B / radar tasikmalaya
0 Komentar

TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Tasikmalaya mencatat bahwa masyarakat memiliki kesiapsiagaan yang kurang terhadap risiko bencana.

Indeks Kesiapsiagaan Masyarakat (IKM) warga Kota Tasikmalaya masuk kelas kedua, yaitu predikat sedang dengan meraih angka 0,45.

“Indeks kesiapsiagaan masyarakat (IKM) yang tinggi mengindikasikan bahwa kita mempunyai kapasitas dalam meminimalisir risiko dari suatu bahaya (hazard),” kata Kepala Bidang Penanggulangan Bencana, Asep Sudrajat Hadiparaja di sela Focus Group Discussion (FGD) pada Senin (13/11/2023) di City Hotel.

Baca Juga:14 Tunanetra di Kota Tasikmalaya Menerima Bantuan Modal Usaha dari KemensosPj Wali Kota Tasikmalaya Minta Ivan Dicksan Mulai Safari

“Sebaliknya, indeks kesiapsiagaan masyarakat yang rendah mengindikasikan bahwa kita sangat tidak siap menghadapi risiko yang mungkin terjadi yang diakibatkan dari adanya suatu bahaya,” lanjut pria yang akrab disapa Asud ini.

Adapun 3 kelas indeks tersebut di antaranya: Tinggi dengan angka 0,67-1. Kategori sedang yaitu, 0,33-0,66. IKM rendah yaitu di antara 0-0,32. Survei kesiapsiagaan ini, dilaksanakan BPBD melalui aplikasi Inarisk Personal, dengan responden dari perwakilan aparatur dari 69 kelurahan di Kota Tasikmalaya.

Saat ini, BPBD tengah menggarap dokumen Kajian Risiko Bencana (KRB). Di dalamnya memuat tentang peta risiko bencana, yang meliputi peta ancaman, kerentanan, dan peta kapasitas untuk seluruh wilayah di Kota Tasikmalaya.

“Sebagai landasan penentuan tingkat risiko bencana dan kebinakan minimum penanggulangan bencana yang ditujuman untuk mengurangi jumlah jiwa terpapar, kerugian harta benda, dan kerusakan lingkungan,” lengkapnya.

Asud memaparkan, upaya yang tengah dilakukan selain penyusunan KRB, pihaknya juga melaksanakan Satuan Pendidikan Aman Bencana (SPAB) dari jenjang TK, SD, SMP, hingga SMA/SMK sederajat.

“Termasuk kita juga  melaksanakan KIE (Komunikasi, Edukasi, san Informasi, sekaligus simulasi Bencana ke Rumah Sakit dan perguruan tinggi di Kota Tasikmalaya,” tandasnya.

“Diharapkan juga tahun depan bisa teranggarkan untuk penyusunan RPB (Rencana Penanggulangan Bencana),” sambung Asud. (*)

Baca berita dan artikel lainnya di Google News

0 Komentar