Iklim Kering Berdampak Pada Penelitian Mahasiswa Pertanian

TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID – Iklim kering dan cuaca dingin di Tasikmalaya tidak hanya berdampak pada sektor pertanian, kekeringan juga pada penelitian dan kelangsungan belajar mahasiswa Fakultas Pertanian (Faperta) Universitas Siliwangi.

Sebagaimana diterangkan Dosen Pertanian Organik, Ade Hilman SP MP, kekeringan saat ini berdampak pada kekurangan penggunaan air oleh mahasiswa yang melakukan penelitian.

“Mahasiswa yang melakukan praktikum di lapangan, memang sudah terasa. Air sedikit berkurang dan tanah pun menjadi keras karena sulitnya air. Untuk membajak pun harus diguyur air dulu,” tuturnya.

“Sumur-sumur sudah mengering, dan kami pun membuat sumur agak dalam dibor hanya tahan sampai dua toren,” kata Ade menambahkan.

Baca juga: Kemarau Panjang, Warga Sukajadi: Cikunten Mana Caina?

Wahana untuk penelitian mahasiswa memang tidak begitu besar, tetapi membutuhkan lokus yang memiliki sumber daya air.

“Rebutan juga (air), untuk kepentingan di sini dan juga untuk penyiraman tanaman,” kata Dekan Faperta Unsil Dr Rina Nuryati, Rabu (23/8/2023).

Untuk antisipasi kekeringan akibat badai El Nino ini, Faperta Unsil lebih dulu membuka lahan dijadikan danau untuk menampung air hujan.

“Itu sengaja, supaya ketika hujan tumpukkan air tidak mengalir ke mana-mana,” kata Ade.

Dekan Faperta Unsill Ingatkan Pemerintah Harus Anggap Serius El Nino

Dengan situasi sektor pertanian saat ini, Rina mengatakan bahwa pemerintah harus serius menghadapi fenomena El Nino.

Baca juga: Kekeringan, Warga Cicurug Ciamis Terima Bantuan Air Bersih 2000 Liter dari Pemerintah

Masyarakat di sekitar kampus II di Mugarsari, Kecamatan Tamansari, Kota Tasikmalaya sudah merasakan dampak dari kekeringan.

“Sekarang banyak yang gak tidak ditanami. Lahan-lahan di sepanjang perjalanan ke kampus saja, sudah tidak bisa berusaha tani padi karena memang tidak ada air,” tuturnya.

Usaha pertanian yang dilakukan oleh masyarakat sangat bergantung pada ketersediaan air, seperti untuk mengairi sawah dan tanaman.

“Untuk antisipasi ini (El Nino), perlu berembuk bersama. Tapi, diantisipasi harusnya sebelum kejadian bukan pas kejadian, jadi harus dianggap serius masalah fenomena ini,” kata Rina menegaskan.

Baca juga: El Nino dan IOD Bikin Kemarau Lebih Parah, Masyarakat di Kabupaten Ciamis Diminta Waspada Kekeringan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *