Ibu Menyusui Asal Banjar dan Pangandaran Protes, Larangan Diskon Susu Formula Membebani Keluarga Kurang Mampu

Larangan Diskon Susu Formula
Siti Robiatun, seorang warga Lingkungan Cikabuyutan Timur, Kelurahan Hegarsari, Kecamatan Pataruman, Kota Banjar, saat bersama anaknya. (Anto Sugiarto/Radartasik.id)
0 Komentar

BANJAR, RADARTASIK.ID – Kebijakan pemerintah yang melarang diskon pada susu formula telah memicu protes dari kalangan ibu menyusui di beberapa daerah. Seperti halnya ibu menyusui dari Kota Banjar dan Kabupaten Pangandaran. 

Siti Robiatun, seorang warga Lingkungan Cikabuyutan Timur, Kelurahan Hegarsari, Kecamatan Pataruman, Kota Banjar, menyatakan ketidaksetujuannya terhadap kebijakan larangan diskon susu formula yang ditetapkan pemerintah. 

Menurut dia, larangan ini sangat memberatkan, terutama bagi masyarakat kurang mampu seperti dirinya.

Baca Juga:Prediksi Maccabi Tel Aviv vs FCSB di Liga Champions 2024: Sama-Sama Punya Harapan MelajuPrediksi FC Midtjylland vs UE Santa Coloma di Liga Champions 2024: Menjamu Tamu yang Banyak Beban

Siti mengungkapkan bahwa sebagai seorang ibu menyusui, dia tidak hanya mengandalkan ASI untuk memberikan nutrisi kepada anaknya yang masih berusia enam bulan. 

Dia merasa bahwa larangan diskon pada susu formula akan semakin membebani, terutama bagi keluarga yang penghasilannya tidak menentu, seperti yang dialami oleh suaminya yang bekerja serabutan.

”Saya tidak setuju dengan adanya larangan produsen susu formula bayi memberi diskon kepada pembeli,” tegasnya. 

Menurut Siti, seharusnya pemerintah lebih memperhatikan kondisi masyarakat yang masih membutuhkan susu formula sebagai alternatif, terutama ketika ASI tidak mencukupi. 

Dia menekankan bahwa kebijakan yang melarang diskon susu formula justru akan membuat kehidupan keluarga kurang mampu semakin sulit, karena mereka harus mengeluarkan lebih banyak uang untuk memenuhi kebutuhan nutrisi anak-anak mereka.

Salah satu warga Dusun Bojongmalang, Desa Karangbenda, Kecamatan Parigi, Kabupaten Pangandaran, Teti Hernawati (23), menyatakan keberatannya terhadap larangan diskon formula tersebut. 

Dia mengungkapkan bahwa sebagai ibu yang menggunakan susu formula sejak kelahiran anaknya, kebijakan ini akan membebani keluarga secara finansial.

Baca Juga:Prediksi Rigas FS vs Bodo/Glimt di Liga Champions 2024: Misi Sulit Sang Tuan RumahPolisi Selidiki Misteri Kematian di Gunung Cakrabuana, Penemuan Kerangka Wanita Bikin Geger Warga Pagerageung

Menurut Teti, harga susu formula yang cukup mahal tanpa adanya diskon membuatnya mempertimbangkan kembali penggunaan ASI. 

Namun, dia menambahkan bahwa meskipun ASI masih bisa diproduksi, anaknya yang berusia satu tahun lebih menyukai susu formula. 

Teti menjelaskan bahwa setiap kali membeli susu formula, dia harus mengeluarkan biaya sekitar Rp 50 ribu untuk kemasan 400 gram, tergantung mereknya.

Meskipun Teti mengakui bahwa ASI lebih baik dibandingkan susu formula, kenyataan bahwa anaknya lebih menyukai susu formula membuatnya tetap membelinya. 

0 Komentar