Hati-Hati! Jangan Ada Hati yang Tersakiti Saat Perayaan Hari Jadi Kota Tasikmalaya

HUT Kota Tasikmalaya hati-hati
Tasikmalaya Oktober Festival 2018
0 Komentar

TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID – Pemerintah Kota Tasikmalaya diminta berhati-hati menyelenggarakan hajatan hari jadi kota yang ke-22.

Bukan karena ada bahaya mengancam, namun harus melihat kondisi anggaran yang tengah defisit dan juga meraba perasaan masyarakat yang saat ini kondisi ekonominya sedang tidak baik-baik saja. Struktur APBD Perubahan 2023 mengalami defisit hingga Rp 58,8 miliar.

“Hari jadi kota silakan saja (dirayakan), tapi kita titip yang menikmati jangan kalangan elitis saja. Tapi seluruh masyarakat merasakan nuansa hari ulang tahunnya. Sebab saat ini banyak masyarakat kita masih dirundung kondisi kurang baik. HUT daerah bukan hanya milik pemerintah,” ujar Wakil Ketua DPRD Kota Tasikmalaya Muslim Msi Radar, Kamis (24/8/2023).

Baca Juga:Jenis-Jenis Penipuan Mengatasnamakan Aplikasi DANA, Kenali Modusnya Agar Kamu Selamat!Explore the Majesty of Gunung Abang Bali, A Hikers Paradise

Meskipun nantinya penyelenggaraan perayaan hari jadi akan mengandalkan sponsor atau pun dukungan dari berbagai pihak, namun pemerintah diminta tetap memperhatikan kondisi masyarakat. Idealnya, dalam suasana perayaan ulang tahun semua merasa happy.

“Ada hak masyarakat yang belum jelas, seperti itu. Dikala kondisi APBD masih besar defisitnya, belanja juga banyak yang harus dikurangi. Okelah gunakan CSR perusahaan silakan, tapi dari perusahaan juga eloknya bisa menyisihkan kepada orang yang sudah membawa baik ke Kota Tasikmalaya, atlet contohnya, kemudian pendidik ngaji dan para pejuang covid-19. Kita harap dari CSR tidak hanya untuk hura-hura,” harap Muslim.

Ketua DPC PDIP itu menginventarisir sejumlah pekerjaan rumah Pemkot dalam urusan biaya.

Mulai dari keluhan para kontingen Porprov Jawa Barat 2022 yang sampai saat ini menyisakan kecewa lantaran bonus yang dijanjikan bagi peraih medali, tidak sesuai ekspektasi.

Disusul tertunggaknya insentif Nakes Covid-19 yang tak kunjung cair.

“Termasuk, kemarin saat kegiatan dengan BKPRMI, ada curhatan para guru ngaji, imam masjid dan lain-lain yang mana insentif mereka baru dibayar setengah yakni Rp 300 ribu saja, dari total yang semestinya didapat Rp 600 ribu,” katanya menceritakan.

Sejatinya, lanjut Muslim, memperingati hari jadi tak mesti menggelegar. Biar pun sederhana namun syarat akan makna.

0 Komentar