Harga Naik, Penjualan Turun

Harga Naik, Penjualan Turun
0 Komentar

TAROGONG KIDUL, RADSIK – Kenaikan harga kedelai yang terjadi akhir-akhir ini berimbas kepada produksi dan penjualan makanan yang terbuat dari bahan kedelai, seperti tahu dan tempe. Di Pasar Ciawiltali Garut Jalan Guntur Madu No 10, Haurpanggung, Kecamatan Tarogong Kidul misalnya, pedagang mengeluhkan penurunan penjualan tempe.

Salah satu pedagang tempe di Pasar Ciawitali Enang Yusup mengaku merasa kebingungan untuk menaikan harga jual tempe. Sebab pembeli tidak mau harga naik. Sedangkan di sisi lain dirinya pun tidak mau merugi lantaran harga kacang kedelai saat ini mengalami kenaikan. “Diusahain dinaikan tapi susah karena kebanyakan pembeli pengennya (harga, Red) tetep,” kata Enang saat ditemui di jongkonya, Rabu (26/10/2022).

Enang mengaku terpaksa menaikan harga jual tempe demi menyeimbangkan dengan ongkos produksi. “Hari ini (kemarin, Red) naik Rp 1.000, jadi setiap ukuran naiknya segitu,” ucapnya. Bahkan, dia yang juga memproduksi tempe itu pun terpaksa mengurangi ukuran menjadi lebih kecil demi menekan biaya produksi yang juga naik.

Baca Juga:Tingkatkan Kompetensi GuruWali Kota Pertanyakan Data BPS

[membersonly display=”Baca selengkapnya, khusus pelanggan Epaper silakan klik” linkto=”https://radartasik.id/in” linktext=”Login”]

Lebih lanjut, ia mengaku biasanya memproduksi satu kuintal dalam sehari dan di pasarkan di Pasar Ciawitali di jongkonya. “Tapi karena naik, ya gini nambru (menumpuk), nggak terjual. Pembeli juga sepi,” ucapnya.

Enang mengatakan biasanya sekitar pukul 09.00 atau 10.00, tempe yang dijualnya habis. Tapi saat ini hingga pukul 13.00 belum terjual habis. “Sekarang susah,” kata Enang.

Pedagang lainnya Fauzan mengatakan, untuk menekan biaya produksi, dia hanya memproduksi teme sedikit setiap harinya. “Sekarang mah sedikit, paling 20 kilo lah,” ucapnya.

Ia juga tidak menaikan harga jual tempe untuk pempertahankan pembelinya meskipun tetap mendapat kerugian. “Penjualan mah kejual semua, tapi penghasilan berkurang. Bahkan modal pun belum ketutup bingung juga,” pungkasnya. (mg1)

[/membersonly]

Belum berlangganan Epaper? Silakan klik Daftar!

0 Komentar