JAKARTA, RADSIK – Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan harga komoditas unggulan Indonesia mengalami tren penurunan secara global. Seperti minyak kelapa sawit mentah atau CPO dan bijih besi yang mengalami penurunan tajam.
Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Setianto mengatakan harga komoditas CPO tercatat lebih rendah sebesar 10,15 persen (year-on-year) senilai USD 1.026 per metrik ton (MT) dibandingkan dengan Agustus 2021 sebesar USD 1.142 per MT.
[membersonly display=”Baca selengkapnya, khusus pelanggan Epaper silakan klik” linkto=”https://radartasik.id/in” linktext=”Login”]
Baca Juga:Siswa SDN 1 Siluman Juara Turnamen BMXKCD: Pungutan Sekolah Tak Boleh Memaksa
“Perubahan harga minyak kelapa sawit (CPO) pada beberapa bulan terakhir mengalami penurunan yang sangat tajam, termasuk juga bijih besi yang beberapa bulan terakhir turun tajam,” kata Setianto dalam konferensi pers, Kamis (15/9/2022).
Ia juga mengungkapkan penurunan tajam secara tahunan terjadi pada komoditas bijih benih sebesar 32,9 persen. Nilai tersebut turun dibandingkan pada Agustus 2021 yang tercatat USD 162,2 menjadi USD 108,9.
Lalu untuk harga nikel pada Agustus 2022 tercatat sedikit lebih tinggi 15,23 persen yoy. Kemudian minyak mentah tercatat meningkat 39,36 persen yoy jika dibandingkan pada Agustus 2021 yang sebesar USD 68,9 per barel.
“Untuk komoditas unggulan lainnya seperti batu bara masih menunjukkan tren peningkatan di mana dibandingkan dengan tahun lalu batu baru lebih tinggi 110,30 persen,” lanjut Setianto.
Sementara itu pada Agustus 2022 tercatat peningkatan ekspor migas mencapai USD 1,72 miliar. Kenaikan ini didorong oleh capaian ekspor gas yang naik sebesar 29,35 persen, hasil minyak naik 17,07 persen, dan minyak mentah meningkat 26,56 persen. Adapun secara umum, nilai ekspor Indonesia pada Agustus 2022 tembus USD 27,91 miliar. Nilai tersebut naik sebesar 9,71 persen dibandingkan bulan sebelumnya USD 25,56 (month-to-month).
Meski harga komoditas turun, BPS mencatat surplus neraca perdagangan Indonesia pada bulan Agustus 2022 sebesar USD 5,76 miliar. Dengan capaian tersebut, maka neraca dagang RI mencetak surplus selama 28 bulan berturut-turut. (jpc)
Belum berlangganan Epaper? Silakan klik Daftar!