Harga Beras di Cikurubuk Tak Kunjung Turun, Pedagang Ketar-Ketir Omset Menurun Drastis

harga beras di cikurubuk
Pedagang beras di Pasar Cikurubuk. (Foto: Firgiawan)
0 Komentar

TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID – Harga beras di Cikurubuk sampai saat ini masih relatif tinggi. Pasca kenaikkan sejak beberapa pekan terakhir belum juga turun.

Saat ini harganya berkisar Rp 13.000 per kilogram untuk beras kualitas medium dan Rp14.500 per kilogram untuk kualitas premium.

Akibat kenaikan harga itu, sejumlah pedagang beras di Cikurubuk mengaku sempat kelabakan ketika pertama kali harga naik. Penjualan menurun lantaran para pelanggan mengurangi pembelian.

Baca Juga:Penanggulangan Darurat Kekeringan di 7 Kecamatan Tunggu Pengesahan SKPenerbangan ke Kota Tasikmalaya Dipercepat, Citilink Akan Wara-Wiri Jakarta-Tasik Mulai 2 Oktober

“Ya saat awal kenaikan (hanya) satu dua pembeli sudah alhamdulilah. Tapi sekarang sudah ada lagi lumayan. Kalau harga medium kami jual Rp13.000,” ujar Komar, salah satu pedagang beras di Cikurubuk dia, Senin (18/9/2023).

Pedagang beras lainnya, H Azis Mustaqim mengatakan normalnya harga beras dijual di kisaran Rp 10.500 per kilo untuk medium dan Rp 11 ribu per kilo untuk kualitas premium.

Setelah mengalami kenaikkan, konsumennya banyak yang tidak kembali. Kondisi ini diperparah dengan cuaca kemarau yang membuat harga beras semakin melejit.

“Kalau stok aman insha Allah. Kan daya beli kurang, ditambah sekarang musim kekeringan,” ungkapnya.

Azis menambahkan, naiknya harga beras secara otomatis berimbas pada menurunnya omzet. Penurunan yang dialaminya mencapai 50 persen per hari.

Sebab para pembeli masih mencari beras yang dijual harga murah, seperti pada saat operasi pasar dan lainnya.

Sementara itu, Agus Julkarnaen (52) asal Tundagan, mengaku tetap berbelanja ke pasar dengan harapan bisa mendapat harga beras lebih murah.

Baca Juga:Tak Terlalu Sibuk, Penugasan Plh Bappelitbangda Bisa Terus Diperpanjang?Pengurus Cabor di Kota Tasik Kukuh Ingin Ketua KONI Segera Diganti

Namun, pada kenyataannya tak jauh berbeda dari mengecer di warung terdekat di rumah.

“Tentu kita kesusahan, biasa beli 10-20 kilogram untuk stok di dapur, sekarang kurang dari segitu, karena butuh untuk kebutuhan lain juga,” ujar pengunjung Agus Julkarnaen (52) warga Jalan Tundagan Mangkubumi.

Pengunjung lainnya, Nining (46) berharap kondisi tersebut bisa diintervensi pemerintah.

0 Komentar