Gawat! Penderita HIV/AIDS di Kota Tasik Berusia 14-32 Tahun

Kepala Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya Uus Supangat mengatakan penderita HIV/AIDS di Kota Tasikmalaya di dominasi usia 14-32 tahun
Kepala Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya Uus Supangat mengatakan penderita HIV/AIDS di Kota Tasikmalaya memiliki rentang usia 14-32 tahun
0 Komentar

BUNGURSARI, RADARTASIK.ID – Perkembangan kasus HIV/AIDS di Kota Tasikmlaya kian mengkhawatirkan. Jumlahnya selalu bertambah tiap tahun. Rata-rata penderitanya juga adalah kalangan usia produktif.

“Kasus HIV/AIDS di Kota Tasikmalaya dari tahun 2014 hingga sekarang mencapai 1000 kasus dengan rentang usia produktif yaitu berkisar antara 14 sampai 32 tahun,” ujar Kepala Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya dr Uus Supangat usai mengikuti rapat koordinasi dan kolaborasi penanggulangan HIV/AIDS di ruang rapat wali kota, Kamis (2/3/2023).

Untuk menekan pertumbuhan kasus baru diperlukan peran serta semua pihak. Pemerintah sendiri telah merancang sejumlah program untuk menanganinya. Antara lain membentuk Komisi Penanggulangan AIDS Daerah Kota Tasikmalaya pada tahun 2022 yang terdiri dari 3 kelompok kerja. Yakni Pokja layanan, Pokja KIE dan Pokja mitigasi dampak.

Baca Juga:Kota Tasik Akan Jadi Pusat Kawasan Industri Jabar SelatanDeretan Karangan Bunga Dianggap Buang-Buang Uang Rakyat

Pemkot, kata dia, menargetkan 3 Zero dalam penanggulangan HIV/AIDS. Yaitu Zero infeksi, Zero kematian dan Zero diskriminasi. Tujuannya antara lain menghilangkan diskriminasi kepada penderita HIV/AIDS. Juga membantu para penderita agar bisa beraktivitas normal sambil menjalani perawatan dan pengobatan.

“Sebab tren sekarang, HIV bukan hanya masalah kesehatan saja melainkan banyak dampak dan faktornya. Seperti melalui jarum suntik, penyimpangan prilaku dan pola hidup,” kata Uus.

Maka dari itu, lanjut dia, para penyintas HIV-AIDS tidak hanya membutuhkan obat-obatan tetapi juga membutuhkan dukungan moril, terapi dan lingkungan yang mendukung. “Jadi support moril dari berbagai aspek, penting sekali buat penyintas,” tegasnya.

Asisten Administrasi Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Kota Tasikmalaya H R Riza Setiawan menekankan hal yang sama. HIV bukan semata kasus kesehatan. Lebih luas dari itu HIV adalah masalah perilaku, stigma dan banyak variabel lainnya.

Riza menyampaikan bahwa HIV belum ada obatnya namun hanya ada obat untuk menghambat penyebaran virus saja. “Untuk upaya penanggulangan kasus HIV AIDS, saat ini di kita sudah memiliki layanan di RSU dr Soekardjo, Rumah Sakit Jasa Kartini dan Rumah Sakit TMC,” katanya.

0 Komentar