Empat Pilar Cegah Potensi Perpecahan

Empat Pilar Cegah Potensi Perpecahan
Istimewa PAPARAN. Anggota DPR RI Hj Siti Mufattahah Psi MBA saat menyosialisasikan empat pilar kebangsaan di Gedung Al Fath Jalan Ir H Juanda, Minggu (20/3/2022).
0 Komentar

BUNGURSARI, RADSIK – Kondisi negara yang tertekan dalam menangani dampak pandemi Covid-19 memudahkan paham atau ideologi radikal menjalar di tengah masyarakat.

Dampaknya bisa memicu konflik sosial.
Menyikapi situasi tersebut, anggota DPR RI Hj Siti Muffatahah Psi MBA menyosialisasikan kembali empat pilar kebangsaan untuk meminimalkan potensi gangguan kondusivitas di daerah.

[membersonly display=”Baca selengkapnya”

linkto=”https://radartasik.id/masuk”

linktext=”disini”]

Minggu (20/3/2022), dia menyosialisasikan empat pilar yang terdiri dari Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) serta Bhinneka Tunggal Ika. Hal tersebut disampaikan kepada sejumlah tokoh agama, tokoh masyarakat, kalangan pemuda dan warga di Gedung Al Fath Jalan Ir H Juanda Kecamatan Bungursari.

Baca Juga:200 Putra Tasik Daftar Anggota PolriDinkes Pantau Penggunaan Obat Selama Puasa

Menurut dia, empat pilar merupakan ideologi dan jati diri bangsa, yang kontan bisa menjadi pemersatu di tengah kondisi saat ini.

”Maka, kita mengajak tokoh masyarakat, kalangan akademisi, tokoh agama, termasuk elemen pemuda. Ikut terlibat dalam urusan menguatkan serta mengingatkan kembali ideologi kita dalam berbangsa, menjadi jembatan untuk saling toleran dan mengesampingkan perselisihan,” tur Siti melalui keterangan tertulis.
Masyarakat, lanjut dia, yang saat ini tengah mengikuti vak­sinasi Covid-19 dalam upaya me­numbuhkan imunitas juga perlu mendapatkan vaksinasi ideologi. Pasalnya, dampak virus corona tidak sebatas berimbas pada sektor ekonomi dan kesehatan.

”Juga bisa berakibat pandemi secara moral dan mengesampingkan nilai luhur, kearifan lokal serta jati diri bangsa,” tuturnya.

Politisi Partai Demokrat ini mengakui masyarakat tengah mengalami beragam krisis dan dampak serius dari keadaan. Namun, dengan memahami dan mengimplementasikan ideologi berbangsa, diharapkan bisa menjadi kekebalan imun pemikiran masyarakat agar tidak mudah tersulut hal-hal yang sejatinya belum tentu benar.

”Saya mengajak rekan-rekan pemuda, mahasiswa ikut andil menjadi agen untuk menyosialisasikan ideologi bangsa ini di lingkungan masing-masing. Sebagai kaum intelektual dan berpendidikan, tentu bisa memiliki pengaruh besar apalagi saat ini merupakan eranya kalangan milenial,” kata Siti.

Pada kesempatan tersebut, perwakilan peserta sosialisasi, Dadang Amirulloh (38) mengakui pentingnya saat ini memahami dan mendalami ideologi asli negara ini. Sebab, kemerosotan moral di tengah berkembangnya teknologi informasi yang pesat, kalangan muda atau masyarakat tertentu mudah terprovokasi hoaks atau pun informasi yang tidak berimbang.

0 Komentar