JAKARTA, RADSIK – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat ekspor Indonesia pada Agustus 2022 tembus USD 27,91 miliar. Nilai tersebut naik sebesar 9,71 persen dibandingkan bulan sebelumnya USD 25,56 (month-to-month).
Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS, Setianto mengatakan, peningkatan ekspor ini terjadi baik untuk perdagangan migas maupun nonmigas. Di mana ekspor migas naik 25,59 persen dari USD 1,37 miliar menjadi USD 1,72 pada Agustus. Sedangkan nonmigas naik 8,26 persen, dari USD 24,19 miliar menjadi USD 26,19 miliar.
[membersonly display=”Baca selengkapnya, khusus pelanggan Epaper silakan klik” linkto=”https://radartasik.id/in” linktext=”Login”]
Baca Juga:Pemborong Harus DievaluasiPekerja Seks Tertular HIV
“Nilai ekspor Indonesia Agustus 2022 mencapai USD 27,91 miliar atau naik 9,17 persen dibanding ekspor Juli 2022,” kata Setianto dalam konferensi pers, Kamis (15/9/2022).
Ia merinci, peningkatan terbesar ekspor nonmigas Agustus 2022 terhadap Juli 2022 terjadi pada komoditas lemak dan minyak hewan/nabati kode HS 15 sebesar USD 904,7 juta atau 25,40 persen (month-to-month). Lalu, besi dan baja senilai USD 284,8 juta, serta mesin dan perlengkapan elektrik senilai USD 253 juta.
Sementara pada ekspor migas, pada Agustus 2022 tercatat mencapai USD 1,72 miliar. Kenaikan ekspor migas ini didorong oleh capaian ekspor gas yang naik sebesar 29,35 persen, hasil minyak naik 17,07 persen, dan minyak mentah meningkat 26,56 persen.
Adapun ekspor nonmigas Agustus 2022 terbesar adalah ke Tiongkok yaitu senilai USD 6,16 miliar, disusul Amerika Serikat USD 2,59 miliar dan India USD 2,47 miliar, dengan kontribusi ketiganya mencapai 42,84 persen.
“Sementara ekspor ke ASEAN dan Uni Eropa (27 negara) masing-masing sebesar USD 4,77 miliar dan USD 2,30 miliar,” rincinya.
Lebih lanjut, Setianto memaparkan, menurut sektornya ekspor nonmigas hasil industri pengolahan pada Januari–Agustus 2022 naik 24,03 persen dibanding periode yang sama tahun 2021 (year-to-year). Demikian juga ekspor hasil pertanian, kehutanan, dan perikanan naik 17,14 persen, serta ekspor hasil tambang dan lainnya naik 97,40 persen.
Dia menjelaskan menurut sektornya peningkatan ekspor terbesar yakni industri senilai USD 19,79 miliar, kemudian tambang USD 5,95 miliar, migas USD 1,72 miliar, dan pertanian USD 0,45 miliar. Sementara berdasarkan negara tujuannya, ekspor terbesar masih didominasi oleh Tiongkok dengan nilai USD 1,13 miliar. (jpc)
Belum berlangganan Epaper? Silakan klik Daftar!