Early Warning System Masih Aktif, Pemkab Pangandaran Petakan Wilayah Terancam Gempa Megathrust dan Tsunami

Early Warning System
Kondisi Early Warning System (EWS) Tsunami di Bojongsalawe, Kecamatan Parigi, Kabupaten Pangandaran, Jumat, 6 September 2024. (Deni Nurdiansah/Radartasik.id)
0 Komentar

PANGANDARAN, RADARTASIK.ID – Menghadapi potensi gempa megathrust dan tsunami, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pangandaran telah melakukan berbagai langkah antisipasi dan mitigasi bencana.

Asisten Daerah (Asda) I Kabupaten Pangandaran, Rida Nirwana, menyampaikan bahwa pada tahun ini Pemkab Pangandaran mendapatkan bantuan dari Pemerintah Provinsi Jawa Barat untuk melengkapi peralatan mitigasi bencana, termasuk di antaranya rambu-rambu jalur evakuasi.

Bantuan tersebut berjumlah sekitar 900 alat yang diharapkan dapat digunakan dengan bijak oleh masyarakat Pangandaran.

Baca Juga:Soal Pilgub Jabar, Sekretaris PDIP Pangandaran: Kenapa Jadi Pak Jeje?Ujang Endin Ditunjuk sebagai Ketua DPC Partai Gerindra Kabupaten Pangandaran, Memicu Gejolak Internal

Rida juga menegaskan pentingnya menjaga peralatan yang telah diberikan agar tidak disalahgunakan atau dicabut oleh masyarakat. ”Jangan dicabut ya,” ungkapnya saat diwawancara Radartasik.id, Jumat, 6 September 2024.

Alat Early Warning System (EWS) Tsunami di wilayah tersebut juga saat ini sudah berfungsi dengan baik, meskipun jumlahnya masih terbatas.

Pemeliharaan dan pengecekan alat tersebut dilakukan secara rutin setiap tanggal 26.

Saat ini, Kabupaten Pangandaran memiliki lima unit EWS yang tersebar di beberapa lokasi, yaitu empat unit di Kecamatan Pangandaran, tepatnya di Pantai Barat, Kantor Telkom, serta di dua kecamatan lainnya, dan satu unit di Bojongsalawe.

Lebih lanjut, Rida mengungkapkan bahwa pemkab sedang memetakan wilayah-wilayah yang berpotensi terdampak tsunami.

Berdasarkan informasi dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), tidak seluruh wilayah Pangandaran akan terdampak oleh bencana tersebut.

Selain itu, Pemkab Pangandaran setiap tahun secara rutin melakukan sosialisasi mitigasi bencana kepada seluruh lapisan masyarakat.

Upaya tersebut juga melibatkan pembentukan desa siaga bencana sebagai bentuk kesiapsiagaan menghadapi potensi bencana.

Baca Juga:Masyarakat Desa Ciliang Desak Pemkab Pangandaran Segera Bayar Bagi Hasil Pajak dan Retribusi Rp 661 JutaSiapa yang Bakal Kena? Bupati Jeje Akan Lakukan Rotasi dan Mutasi Pejabat Pemkab Pangandaran

Sementara itu, Kepala Harian Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pangandaran, Untung Saeful Rokhman, menyatakan bahwa wilayah yang berpotensi terdampak gempa megathrust dan tsunami berada di sepanjang garis pantai Pangandaran, mencakup enam kecamatan dan 16 desa di kabupaten tersebut. (Deni Nurdiansah)

0 Komentar