Soal Dugaan Pembalakan Liar di Kota Banjar, Begini Jawaban Kepala Desa Batulawang

dugaan pembalakan
Kepala Desa Batulawang Yosep Erawan
0 Komentar

BANJAR, RADARTASIK.ID – Kepala Desa Batulawang Yosep Erawan menanggapi soal laporan dugaan pembalakan liar di kawasan Puncak Pager Batu Desa Batulawang.

Pihaknya menilai laporan itu sesuatu hal yang biasa dan pihaknya tidak melarangnya.

“Silakan saja, hanya saja saya sesalkan saja. Kenapa? Seharusnya datang dulu ke kami, tanya dulu. Pak Kades kenapa si?” ujarnya.

Baca Juga:Kebakaran di TPAS Purbahayu Pangandaran Tak Kunjung Padam, Sudah Hampir 1 MingguFestival Tunas Bahasa Ibu Digelar di Kota Banjar, 21 Sekolah Dasar Berpartisipasi

“Mereka tidak paham dan tidak mencari keterangan yang lain. Seharusnya ke saya dulu, dan saya bisa menjabarkan, kalau tidak puas tanya lagi,” tambah Yosep, Kamis 12 Oktober 2023.

Nanti, pihaknya akan melakukan pertemuan antara Pokdarwis dengan kelompok yang menamakan Peduli Batulawang. “Saya senang sekali kalau semua masyarakat peduli dengan Batulawang,” ucap Yosep.

Yosep menjelaskan, dugaan pembalakan liar itu tidaklah benar. Karena mereka gunakan untuk kepentingan disana dan ada berita acaranya juga.

“Jadi apa yang dia lakukan murni untuk disana. Saya yakin dan percaya itu boleh dilihat bersama silakan saja. Saya rasa sudah sesuai prosedur. BPD sudah tahu disana,” kata dia.

Yosep mengatakan, hasil penebangan kayu untuk kepentingan wisata, karena di sana sudah ada semacam regulasi.

“Secara administrasi sudah benar. Hanya saja kita ingin dengar ketika ada tim dari Inspektorat datang kemari untuk memeriksa kebenarannya,” katanya.

Polisi Mendalami Laporan Dugaan Pembalakan Liar

Yosep mengatakan pohon yang ditebang semua merupakan milik desa. Ada 8 hektare, dan itu dibagikan ke setiap dusun.

Baca Juga:Berbondong-bondong Kirim Air Bersih kepada Warga Terdampak Kekeringan di Kota BanjarLapor Dugaan Pembalakan Liar di Kota Banjar, Polisi Cek TKP

Masing-masing dusun diberi bagian satu hektare dan untuk empat hektare akan dijadikan agrowisata buah-buahan. “Pohon ditebang itu untuk diganti dengan pohon buah-buahan. Rambutan, alpukat, rambutan Batulawang,” katanya.

“Yang dilaporkan tiga hektare, mereka mempertanyakan ditebangnya kemana, harusnya bertanya kepada yang menebangnya. Jangan langsung melaporkan, yang nebang masih masyarakatnya sendiri, temannya sendiri digunakan untuk kita semua,” katanya.

0 Komentar