Dinkes Kota Tasikmalaya Sebut Fogging Tak Lagi Efektif Cegah DBD, DPRD: Seperti Apa Cara yang Benar?

ilustrasi fogging atau pengasapan untuk cegah DBD
foto ilustrasi: net
0 Komentar

TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID – Kepala Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya dr Uus Supangat mengungkapkan bahwa fogging atau pengasapan sudah kurang efektif untuk membunuh nyamuk pembawa Demam Berdarah Dengue (DBD) saat ini. Apalagi jika tidak dilakukan dengan cara yang benar.

“Kami di dinas, urutkan fogging sebagai upaya terakhir. Sebab, kita harus hati-hati dalam melakukan pengasapan. Bisa jadi kesalahan dalam meakukan fogging membuat suatu kawasan menjadi endemi,” tuturnya kepada Radar, Jumat 26 Juli 2024.

Upaya fogging, lanjutnya, bisa jadi bukan membunuh nyamuk dewasa. Tapi malah membuat populasinya makin banyak ketika dilakukan dengan tidak terukur. Pengasapan sendiri harus dilakukan dengan mengacu pada sejumlah kajian atau penelahaan yang kompleks.

Baca Juga:Transformasi Baru Polbangtan Kementan, dari Syaifuddin ke Yoyon Haryanto, Siap Menghadapi Tantangan Masa DepanEra Baru Media, B-Universe dan Disway Berkolaborasi, Menuju Dominasi 400 Media Network

Mulai dari pemetaan titik pengasapan, luasan wilayah, jumlah tindakan yang diambil, hingga menentukan jam yang efektif agar induk nyamuk bisa benar-benar terbunuh.

“Karena kalau (kajian dan perencanaan) tidak ditempuh, bisa menyebabkan nyamuknya kebal atau resisten terhadap pengasapan yang kita lakukan,” beber Uus.

Dari beberapa penelitian yang telah dilakukan, termasuk di Kota Tasik, diketahui bahwa nyamuk Aedes Aegypti saat ini sudah resisten terhadap pestisida.

“Dikhawatirkan beberapa penelitian nyamuk pembawa virus tak mesti gigit dulu orang lalu menularkan. Di beberapa kasus, dari telur nyamuk sudah membawa virus dengue. Artinya kalau hanya fogging, membunuh nyamuk dewasa (tidak efektif, red),” jelasnya.

Ia juga mengingatkan bahwa biasanya jentik nyamuk muncul di tempat yang disepelekan masyarakat. Seperti vas bunga, sisa buangan dispenser, tempat tatakan air lemari es, ember mandi dan selokan depan rumah.

Sebab itu menurutnya pola hidup bersih dan sehat (PHBS) serta menguras, menutup dan mengubur (3M) barang bekas masih lebih efektif untuk menekan risiko DBD. “Jadi justru tritmennya tetap 3M, kemudian juga pemberantasan sarang nyamuk,” ungkap dia.

Terpisah, Ketua Komisi IV DPRD Kota Tasikmalaya Dede Muharam mengakui pengasapan atau fogging bukan satu-satunya cara efektif untuk membasmi nyamuk pembawa virus DBD.

Baca Juga:Kemandegan Koalisi dan Magnet Figuritas Kandidat yang Lemah di Pilkada Kota Tasik 2024!SK PAN Diprediksi Mendekat ke Murjani Jelang Pendaftaran Pilkada Kota Tasikmalaya 2024!

“Namun secara psikologis, karena masyarakat belum paham, belum tenang kalau (ketika muncul kasus DBD) belum di-fogging,” tuturnya.

0 Komentar