Dinkes Ciamis Waspadai Kasus ‘Impor’ DBD Lewat Perantau yang Pulang Kampung

waspada
Edis Herdis, Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Kabupaten Ciamis.
0 Komentar

CIAMIS, RADARTASIK.ID – Memasuki musim mudik Lebaran, Dinas Kesehatan Kabupaten Ciamis mewaspadai lonjakan kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) impor. Ada kekhawatiran pemudik yang datang dari luar kota membawa penyakit DBD ketika sampai di kampung halaman.

Tren DBD saat ini sedang meningkat dan jadi sorotan di tingkat nasioonal. Seperti kasus di Tanggerang, Bandung Barat, Kota Kendari, Subang, dan Lebak.

“Oleh karenanya, diharapkan para pemudik yang akan ke Ciamis memiliki daya tubuh yang baik. Karena meskipun digigit nyamuk aedes aegypti di Tanggerang tetapi kondisi badannya fit bisa virus dengue pun kalah,” Kata Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P)- Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Ciamis, Edis Herdis, Rabu, 3 April 2024.

Baca Juga:Hamida Dorong Dede Muksit Aly Maju di Pilkada 2024 Kabupaten TasikmalayaKader Ideologis PDIP Diminta Berani Maju pada Pilkada 2024

Ia pun menyarankan para pemudik agar mengonsumsi vitamin penambah daya tahan tubuh serta mengonsumsi makanan yang sehat baik sebelum mudik maupun selama perjalanan.

“Oleh karenanya perlu saya tubuhnya tetap stabil sehingga perlu konsumsi makanan sehat bergizi seimbang dan multivitamin,” tambahnya.

Dengan kemungkinan adanya lonjakan kasus penyakit DBD yang impor, Puskesmas harus siap siaga melakukan penanganan.

Saat ini strategi dan pengendalian penyakit DBD sudah disosialisasikan mulai dari regulasi pencegahan, hingga video promo pencegahan DBD itu sendiri.

“Kuncinya pengendalian penyakit DBD adalah meningkatkan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) dengan 3 M plus. Lalu dengan kolaborasi, mulai dilibatkan Camat,  Kepala desa, tingkat RT/RW melaksanakan PSN,”ujarnya.

Berdasarkan catatannya, sampai 31 Maret 2024, jumlah kasus DBD di Kabupaten Ciamis telah mencapai 440 orang. 3 kasus diantaranya meninggal dunia.

220 diantaranya adalah kaum laki-laki dengan satu orang meninggal. Sisanya adalah perempun termasuk dua orang yang meninggal dunia.

Baca Juga:Siapkan Operasi Ketupat Lodaya, Polres Banjar Siagakan 150 PersonelRatusan Bahan Pokok Ludes Diborong Warga Kota Banjar Tidak Kurang dari 1 Jam

Merujuk pada perbandingan data bulanan tahun 2024 dan 2023, ia menyebut terjadi peningkatan kasus dari Januari hingga Maret 2024.

Bulan Januari 2024 tercatat 58 kasus, sedangkan Januari 2023 hanya 20 kasus. Lalu Februari 2024 ada 151 kasus dengan 2 orang meninggal dan Februari 2023 ada 21 kasus.

“Lalu pada Maret 2024 ada 231 kasus dan Maret  2023 ada 21 kasus,”ujarnya. (Fatkhur Rizqi)

0 Komentar