INDIHIANG, RADSIK – Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Tasikmalaya menyetujui rekonstruksi trotoar di jalur HZ Mustofa berlanjut. Mengingat respons publik dan kondisi daerah yang saat ini mendapat apresiasi beragam pihak dengan hasil yang bagus.
Sekretaris Komisi III DPRD Kota Tasikmalaya H Wahid mengatakan, apabila Pemkot Tasikmalaya berupaya mengucurkan anggaran untuk melanjutkan project pedestrian sampai simpang Panyerutan, pihaknya mendorong upaya tersebut. Namun apabila mengandalkan keuangan daerah, kebutuhan anggaran sekitar Rp 8 miliar itu terbilang berat di tengah kondisi defisit dan kendala lainnya.
“Kita mendorong kalau misalnya itu mau dilanjut dan bersumber dari provinsi atau pusat misalnya. Namun, apabila dari APBD 2 kita kurang setuju. Karena kebutuhan yang lebih prioritas juga harus kita upayakan bisa terealisasi,” kata Wahid kepada Radar, Senin (31/10/2022).
Baca Juga:ASN Setda DiperiksaGagal Fokus, Brio Hantam Pohon
[membersonly display=”Baca selengkapnya, khusus pelanggan Epaper silakan klik” linkto=”https://radartasik.id/in” linktext=”Login”]
Ketua DPC PKB itu menyebut, kemampuan keuangan daerah tahun ini saja terbilang sudah morat-marit. Apalagi, diprediksi selisih belanja dan proyeksi pendapatan tahun depan masih terlampau besar. “Otomatis kalau dari keuangan kita, banyak dari anggota dewan kurang sependapat. Maka harus dana dari DAU atau banprov. Termasuk juga dengan fasilitas atau sarana penunjangnya agar penataan bisa lebih komprehensif,” tuturnya.
Wahid menelaah, kondisi saat ini ekses dari rekonstruksi semi pedestrian HZ dan Cihideung pun masih menyisakan persoalan menggantung.
Mulai dari kesiapan sarana parkir, penataan PKL sampai dengan opsi titik bongkar-muat bagi warga yang berbelanja atau toko dalam menyiapkan barang.
“Makanya, kita juga di sisi lain khawatir ekses-ekses ini belum diberikan tritmen atau solusi. Disamping, pembangunan lanjutan dikerjakan, sementara dampak satu dan lainnya dari pembangunan awal belum dicarikan solusi, nanti kumulatif persoalannya makin kompleks,” keluh Wahid.
Dia menambahkan, dari desain yang diperlihatkan pemkot pun di sarana pedestrian saat ini belum terlihat adanya WC portable. Dimana, ketika ke depan area itu akan dipenuhi pengunjung luar, otomatis sarana tersebut mesti disiapkan. “Jangan seperti bak atau tempat sampah yang tidak beriringan penempatannya ketika publik sudah mulai menikmati konstruksi yang sudah bagus, alhasil kemarin banyak seliweran viral di HZ Mustofa terjadi tumpukan sampah,” analisisnya.