Diberi Piala Bekas Sebagai Hadiah Karnaval, Warga Purwajaya Kabupaten Ciamis Datangi Kantor Desa

Piala Bekas
Warga Dusun Sindangsari Desa Purwajaya Kecamatan Purwadadi Kabupaten Ciamis berunjuk rasa di kantor desa, Senin (21/8/2023). (foto: IST)
0 Komentar

CIAMIS, RADARTASIK.ID – Puluhan warga Dusun Sindangsari Desa Purwajaya Kecamatan Purwadadi Kabupaten Ciamis melakukan aksi unjuk rasa ke kantor Desa Purwaharja Senin (21/8) sekitar pukul 10.00.

Mereka membawa poster dari karton berisi tulisan yang meluapkan kekecewaan karena telah diberikan piala bekas untuk juara 1 lomba karnaval dalam rangka peringatan HUT RI ke-78.

Rasiman, koordinator aksi, mengatakan bahwa puluhan warga datang ke kantor desa sebagai bentuk kecewa dan kesal karena ternyata dusunnya yang menjadi juara 1 lomba karnaval dalam rangka Agustusan kemarin, hanya diberikan piala bekas.

Baca Juga:Membaca Peluang Yanto Oce- Azies Rismaya Jadi Pasangan Calon di Pilkada 2024!MTSN 8 Kuningan Juarai Turnamen Basket Junior NBA Se-Jawa Barat Kategori Puteri

Awal mula warga tahu pialanya itu adalah bekas, mereka tahu dari postingan juara karnaval tahun 2022 di dusun lain. Pialanya sama padahal bukan piala bergilir.

Warga kecewa lantaran sudah capek latihan ternyata hanya diberi piala bekas.

“Makanya kami berang dengan ketahan pala bekas tersebut,” tuturnya.

Anisa Yusuf menambahkan pihaknya sangat kecewa dan merasa dilecehkan dengan ulah kades dalam kepanitiaan agustusan. Hal itu menurutnya sangat mencoreng nama baik desa.

“Makanya kami demo kecewa massa dalam acara bersejarah Agustusan dicidrai dengan adanya piala bekas segala,” kata dia.

Dihubungi terpisah Kepala Desa Purwajaya Sanen Nurdin membenarkan piala yang diberikan kepada pemenang karnaval saat Agustusan kemarin adalah bekas.

Ia menceritakan kronologis piala bekas itu diberikan kepada warga.

Yakni pada H-2 pihaknya melakukan briefing untuk masalah doorprize karnaval.

Saat itu dirinya menekankan supaya ada sesuatu yang berbeda untuk hadiah karnaval dibanding tahun sebelumnya. Kalau bisa harus bisa memiliki nilai sakral dan sejarah.

“Memang mungkin inisiatif (panitia) pinjam sementara (piala) yang dulu. Nanti setelah kegiatan beli,. Serta kami sudah beli juga yang baru, jadi tidak niatan kepada yang bekas. Namun sifatnya hanya sementara bahkan ada yang pembinaan juga setelah beli piala,” pungkasnya.(isr)

0 Komentar