Di Tasikmalaya Sekolah Swasta Kurang Populer, Padahal Kualitas Bisa Bersaing

Orang tua siswa smk periwatas tasikmalaya Sekolah Swasta Kurang Populer
Sejumlah lulusan SMK Periwatas Tasikmalaya berdatangan untuk mengurus ijazah, Senin (27/6/2023). Saat ini orang tua siswa SMK Periwatas yang masih kelas XI dan XII kebingungan mengurus kepindahan.
0 Komentar

TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID ā€“ Meskipun secara kualitas pendidikan berani diadu, namun Sekolah swasta kurang populerĀ  dibandingkan dengan negeri. Hal itu menjadi salah satu faktor minimnya animo dari masyarakat.

Hal itu diungkapkan tokoh pemuda sekaligus praktisi pendidikan Deden Tazdad yang mengatakan bahwa secara kualitas, pendidikan di sekolah swasta berani diadu dengan negeri. Secara layanan bedanya lebih kepada kelengkapan sarana-sarana penunjang. ā€œKalau kualitas pendidikan, sekolah swasta bisa mengimbangi,ā€ ungkapnya kepada Radar, (3/7/2023).

Namun tidak bisa dipungkiri sekolah negeri memang menjanjikan biaya yang lebih murah. Pasalnya pengelolaannya di bawah pemerintah. ā€œJadi yang masuk ke sekolah swasta kebanyakan lemparan siswa yang tidak lolos di negeri,ā€ ucapnya.

Baca Juga:Kepastian Konser Salma Salsabil di Kota Tasikmalaya, Ini Bocoran dari Lanud WiriadinataNekad! Pemuda di Tasikmalaya Melompat dari Mobil Elf, Langsung Meninggal di Tempat

Soal peningkatan kualitas, hal itu tentunya selalu dilakukan oleh setiap sekolah hanya saja setiap sekolah punya pasar masing-masing. Namun ketika pengembangannya dari sisi infrastruktur dan sarana-sarana, otomatis ada konsekuensi biaya untuk siswa. ā€œRealitasnya sekolah swasta juga menyasar siswa ekonomi menengah ke bawah,ā€ ujarnya.

Maka dari itu sekolah negeri tidak bisa menjadi saingan swasta. Justru, persaingan yang bkuat ada di antara sekolah sekolah swasta. ā€œPersaingannya justru sesama sekolah swasta,ā€ terangnya.

Dari sekian banyak sekolah swasta, persoalannya tidak semua memiliki popularitas. Sehingga sebagian namanya kurang familier di masyarakat. ā€œHanya sebagian sekolah swasta yang terkenal,ā€ ucapnya.

Beda halnya dengan sekolah-sekolah dari yayasan yang berbasis ormas. Setidaknya mereka memiliki popularitas di kelompoknya. ā€œMeskipun tetap daftarnya setelah tidak keterima di negeri, tapi setidaknya yang berbasis ormas di kenal di kelompoknya,ā€ katanya.

Dari sisi pemerintah, menurutnya pemerintah terlalu longgar dalam pendirian sekolah baru. Sementara keberlangsungannya masih cenderung diragukan. ā€œPada akhirnya animo ke sekolah lama berkurang, yang baru pun tidak kuat bertahan,ā€ ucapnya.

Salah satu tokoh yang juga orang tua dari siswa, Asep WK mengatakan bahwa pada dasarnya memang saat ini orang tua siswa mengejar sekolah negeri. Karena secara biaya lebih murah dengan gengsi yang lebih tinggi. ā€œKarena kalau sekolah swasta yang bergengsi, pasti biayanya mahal,ā€ tuturnya.

0 Komentar