Demam Berdarah Merajalela di Ciamis, 103 Kasus Muncul Sejak Januari, 1 Orang Meninggal

jelaskan demam berdarah
Kabid Keswan kesmavet Edis Herdis. foto:IST
0 Komentar

CIAMIS, RADARTASIK.ID – Demam Berdarah Dengue (DBD) kembali marak di Ciamis. Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kabupaten Ciamis, pada bulan Mei ini saja sudah ada 15 kasus yang muncul. Satu di antaranya tercatat meninggal dunia.

Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Kabupaten Ciamis Edis Herdis mengatakan masyarakat perlu mewaspadai penyebaran DBD yang belakangan terus meningkat. Berdasarkan laporan yang masuk, penyebaran DBD terjadi di wilayah Kecamatan Sadananya dan Rancah.

“Meskipun hujan tidak terlalu deras, tapi perlu waspada adalah dampak genangan air saja. Kalau tidak diperhatikan akan menjadi sarang nyamuk terutama jentik Aedes Aegpti,” katanya kepada Radar, Kamis (25/5/2023).

Baca Juga:Dengan E-Office Masyarakat Tak Perlu Lagi ke Kantor Desa untuk Urus BerkasWarga Kukuh Minta Mundur, Kades Gunungcupu Menolak

Ia menjelaskan jumlah kasus kematian akibat demam berdarah sebenarnya ada dua. Hanya saja yang satu dalam status suspect DBD karena diagnosanya tidak ada kejelasan.

Kasus kematian akibat DBD itu terjadi di Kecamatan Sadananya. Sedangkan kasus suspect terjadi di Kecamatan Rancah. “Jadi yang jelas satu dari Kecamatan Sadananya,” ungkapnya.

Fokus Langkah Pencegahan Demam Berdarah

Menurut Edis sampai saat ini jumlah total kasus DBD yang muncul di Ciamis sejak bulan Januari 2023 sampai sekarang telah mencapaiu 103 kasus.

Semuanya sudah tertangani dengan baik dan sesuai dengan prosedur yang seharusnya. Saat ini pihaknya fokus pada langkah pencegahan agar masyarakat lain tidak ada yang terjangkit DBD lagi.

Ia pun mengimbau masyarakat berkonsultasi kepada puskesmas apabila ingin mengadakan pengasapan atau fogging serta berkonsultasi seputar DBD.

“Kami sampaikan bahwa manfaatkan Puskesmas bukan hanya tempat orang sakit. Namun manfaatkan juga bagi orang sehat karena di Puskemas sekarang memiliki fasilitas untuk berkonsultasi juga dengan tim kesehatan, silahkan bertanya,” pungkasnya.

Dia menjelaskan fogging atau pengasapan sebenarnya kurang efektif mencegah penyebaran nyamuk DBD. Langkah itu hanya untuk pemberantasan sarang nyamuk.

Baca Juga:Waspada Kemarau! Jawa Barat Terancam Kekeringan Hingga SeptemberRedmibook 15, Laptop Murah dengan Performa Tinggi

Sedangkan untuk pencegahan sebenarnya lebih baik dengan menjaga pola hidup bersih dan sehat serta membersihkan lingkungan dari potensi sarang nyamuk.

“Efektivitas fogging atau pengasapan dalam upaya membunuh nyamuk khususnya pembawa (vektor), lebih efektif dengan memberantas nyamuk dari sarangnya,” paparnya.(isr)

0 Komentar