Dekatkan Seni ke Publik

Dekatkan Seni ke Publik
PAMERAN. Sejumlah lukisan karya perupa Tasikmalaya mempercantik dinding salah satu cafe di Jalan Siliwangi, Minggu (22/8/2022). Pameran itu digagas Arttasik untuk mendekatkan seni rupa ke publik. Foto: Firgiawan/Radar Tasikmalaya
0 Komentar

TAWANG, RADSIK – Sejumlah perupa Tasikmalaya menjadikan salah satu cafe di Jalan Siliwangi menjadi galeri atas karya seni mereka. Pemajangan kreasi seni rupa itu bisa disaksikan sampai 3 September mendatang.

Pemrakarsa Pameran Seni Rupa Yusa Widiana menuturkan, pameran tersebut digagas dalam merespons masa posh pandemi. Dimana, sejumlah aktivitas publik kembali seperti biasanya.

Selama ini, perupa sebatas bertegur sapa dalam jaringan (daring), dan jarang sekali mempertunjukan kreasinya ke khalayak ramai.

Baca Juga:Soal Pasar Rel, Perlu Komunikasi dengan PT KAITak Bisa Seenaknya Melapak

[membersonly display=”Baca selengkapnya, khusus pelanggan Epaper silakan klik” linkto=”https://radartasik.id/in” linktext=”Login”]

“Maka, sejak 19 Agustus sampai 3 September mendatang, kita menjadikan cafe yang merupakan ruang publik sebagai alternatif galeri menampilkan karya rekan-rekan untuk diapresiasi,” ujarnya saat kegiatan Art Dialog Kopi, Minggu (22/8/2022).

Menurutnya, dipilih cafe sebagai ruang publik yang mudah dikunjungi siapapun. Mendekatkan seni terhadap masyarakat, dimana fenomena menjamurnya cafe sedang hits di Kota Tasikmalaya.

Pihaknya menggandeng enam perupa asal Kota dan Kabupaten Tasikmalaya dengan memajang 42 lukisan di setiap area cafe tersebut. “Peminatnya sebetulnya tinggi, namun dengan keterbatasan waktu dan segala macam hal, kita siapkan 42 karya seni rupa. Apresiator sejauh ini bagus, antusias, tinggal menunggu ada yang meminang karya dari rekan-rekan untuk dibawa ke rumah,” ungkap Koordinator Rumpun Seni Rupa DKKT itu.

Salah seorang perupa Anang Rusmana mengakui dengan ide tersebut diharapkan warga Tasikmalaya bisa semakin familiar terhadap seni rupa. Dimana, para perupa daerah bisa memamerkan kreasi masing-masing lebih dekat ke publik, dengan memanfaatkan dinding-dinding cafe.

“Kami mengakui selama Covid-19, perupa berekspresi di rumah, studio saja. Sulit mempublikasikannya. Lewat ide ini kita harap bisa kembali menggeliatkan kesenian daerah agar kembali seperti masa sebelum wabah,” harapnya. (igi)

[/membersonly]

Belum berlangganan Epaper? Silakan klik Daftar!

0 Komentar