Curhat Guru Honorer di Hari Pendidikan Nasional: Berharap Diangkat Jadi ASN

guru honorer
Salah satu guru honorer tengah menjalankan tugasnya mengajar di kelas. Pada momen Hardiknas ini mereka berharap bisa segera diangkat jadi ASN. (IST)
0 Komentar

TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID – Dibalik peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) 2024 yang jatuh pada tanggal 2 Mei, para guru honorer masih dibayangi kekhawatiran tentang masa depan.

Sebab meski era pemerintahan dan kebijakan berganti, benang kusut nasib para pendidik bangsa ini belum juga terurai secara tuntas.

Hingga kini masih banyak guru honor yang mendapat upah tak seberapa bahkan sangat mengkhawatirkan.

Baca Juga:Daftar Bagunan Rusak Imbas Gempa Garut, dari Gedung Pramuka Hingga Rumah SakitGempa 6,5 SR Kejutkan Warga Jabar di Malam Minggu, Pusat Gempa Ternyata di Sini

Jauh dari kata cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup. Padahal tugas mereka sama dengan guru ASN. Namun sejumlah kebijakan pemerintah membuat masa depan mereka tak tentu arah.

Ketua Forum Bersama Guru Honorer (FBGH) Kota Tasikmalaya, Neng Rohani, berharap perayaan Hari Pendidikan Nasional tak hanya berkaca pada mutu pendidikan yang diberikan pengajar kepada peserta didik. Tetapi, juga memerhatikan kesejahteraan guru dan tenaga pendidik.

Berdasarkan data Badan Kepegawaian Negara (BKN RI) total ada 1.662 tenaga honorer di seluruh instansi di Kota Tasikmalaya. 800 diantaranya adalah honorer guru.

Menurut Neng Rohani, Guru kini didorong untuk tangguh menjalankan inovasi, menciptakan perubahan dan kebaruan dalam pembelajaran dan kepemimpinan di sekolah.

Di sisi lain, kesejahteraan guru honor masih menunggu upaya pemerintah melalui pegangkatan guru aparatur sipil negara (ASN) berstatus pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja atau PPPK.

“Harapan saya di tahun ini semua guru honorer yang sudah lama mengabdi di atas 10 tahun dapat terakomodir semuanya. Jangan sampai yang sudah lama mengabdi tersisihkan oleh yang baru,” katanya kepada Radar pada Rabu, 1 Mei 2024.

Tidak jarang para guru mesti memutar otak, dalam menjalankan tugas mengajar. Pemanfaatan teknologi digital menjadi salah satu cara guru untuk mengatasi ketertinggalan dan kesenjangan pembelajaran agar para siswa relevan dengan perkembangan zaman.

Baca Juga:Mantan Ketua KPU Kota Banjar Daftar Penjaringan Bakal Calon Wali Kota Partai DemokratSukses di Pemilu 2024, PAN Kabupaten Tasikmalaya Dukung Zulhas Lanjutkan Nakhodai Partai

“Kita sebagai guru harus bisa mengikuti perkembangan zaman. Dimana sekarang anak didik kita merupakan generasi Z, ya harus kita ikuti,” sebutnya.

“Kalau di sekolah saya biasanya dengan anak-anak suka ngajak bikin konten. Di hari Sabtu saat kegiatan senam bersama dan botram di Taman Dadaha. Ya kebetulan sekolah saya itu di belakang Gor Susi Dadaha. Biasanya anak-anak antusias mengekspresikan diri mereka,” jelas Guru SDN Layungsari itu.

0 Komentar