Cuaca Buruk, Nelayan Banting Setir

CIPATUJAH, RADSIK – Para nelayan di Pantai Pamayangsari Kecamatan Cipatujah sudah hampir dua bulan tidak bisa melaut. Hal itu disebabkan cuaca buruk yang bisa berbahaya bagi nelayan jika dipaksakan melaut.

Ketua DPC Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Kabupaten Tasikmalaya Dedi Mulyadi mengatakan, para nelayan kurang lebih sudah dua bulan lamanya tidak dapat melaut. “Saat ini gelombangnya sedang tinggi, sehingga mau tidak mau ya libur dulu kita melautnya. Sebab takut terjadi apa-apa nanti kalau kita paksakan,” ujarnya kepada Radar, Jumat (27/1/2023).

Dedi menyebutkan, ada sehari yang melaut behenti empat hari karena berebut dengan angin. Ini perubahan cuaca dari Timur ke Barat. Biasanya tidak lama, tapi ini sudah dua bulan kondisinya masih seperti ini.

[membersonly display=”Baca selengkapnya, khusus pelanggan Epaper silakan klik” linkto=”https://radartasik.id/in” linktext=”Login”]

Dalam dua bulan itu, biasanya kata Dedi, minimal dalam seminggu itu 2-3 hari bisa melaut. Ini dalam semingu tidak ada nelayan yang turun, karena memang sangat berbahaya kalau dipaksakan.

Menurut dia, kondisi angin memang sedang kencang. Kondisi ini memang sudah setiap tahun terjadi. Bahkan sempat ada angin sampai memotong pepohonan. “Tiap tahun seperti ini, tapi tidak separah sekarang anginnya sangat kencang. Tahun kemarin juga ada, hanya tidak lama. Tapi sekarang cukup lumayan lama, sehingga takut. Apalagi di BMKG cuaca sedang tidak bersahabat,” kata dia.

Akibat kondisi ini, para nelayan ada yang memiliki sawah dan perkebunan atau ternak. Sehingga bisa mengisi hari-harinya ketika sedang tidak melaut. “Terakhir turun ke laut sekitar bulan Oktober dan November. Yang parahnya itu pertengahan bulan November. Hanya saja, di Desember kemarin masih ada sehari, tapi kebanyakan tidak sama sekali melaut. Jadi lebih memilih diam saja, biasanya yang berani saja yang melaut,” ucap dia.

“Kalau hari ini (Jumat) tidak tahu, sebab angin tidak terlalu kencang, sehingga kemungkinan akan ada yang turun melaut. Tadi malam juga dan sekarang lumayan, kemungkinan nelayanan maksa melaut ketika sudah tidak ada bekal,” ucap dia.

“Insyaallah melihat di google itu kan biasa muncul, mudah-mudahan sekarang hijau tidak merah. Biasanya kalau merah itu anginnya sangat kencang sekali,” kata dia, menambahkan.

Menurut Dedi, jika memaksakan melaut pun hasil tangkapannya tidak akan maksimal. Kalau sedang normal hasil tangkapannya bisa mencapai 10 ton lebih. Kalau cuaca seperti ini, paling banyak satu kuintal ikan yang didapat. “Hasil tangkapan biasanya dijual di pasar ikan, karena nelayan butuh biaya juga. Sekarang pelabuhannya seperti ini, jadi pada berhenti sementara tidak melaut,” kata dia.

Terpisah, Ketua Nelayan Cikalong Jajang Rahmat mengatakan selama tidak melaut penghasilan jelas menurun atau bahkan tidak ada sama sekali. Akhirnya, para nelayan hanya memanfaatkan sisa tabungan yang ada.

Menurut dia, banyak nelayan yang beralih profesi sementara ketika berhenti melaut. Karena mereka membutuhkan penghasilan untuk kebutuhan sehari-hari. Misalnya dengan bekerja serabutan. “Kalau yang mempunyai lahan ada yang berkebun dan bertani,” ucap dia.

Sedangkan bagi yang tidak mempunyai lahan, hanya mengandalkan penghasilan dari jasa perbaikan alat tangkap ikan. “Kalau yang mampu berlayar ke laut menangkap ikan bisa memaksakan tapi hasilnya kurang baik karena nangkapnya enggak bisa sampai fishing ground atau tangkapan banyak,” ungkap dia.

Menurut dia, jika yang punya sampingan bertani atau berkebun. Hasil tangkapan ikan sedikit bahkan kadang tidak mendapatkan sama sekali. “Ketika ikan tidak ada atau kurang di pelelangan dampak nelayan tidak mencari ikan, harganya cukup murah. Kadang tetap atau stabil,” kata dia.

Lanjut dia, untuk pendapatan selama tidak melaut, menurun signifikan. Biasanya sehari nelayan bisa mengantongi uang minimal Rp 100-300 ribu. Sekarang ketika tidak melaut hanya Rp 50 ribu bahkan kurang sampingan dari berkebun atau bertani.

Kepala Bidang Penyuluh pada Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan dan Perikanan Kabupaten Tasikmalaya Yaya mengatakan para nelayan tidak total dua bulan tak melautnya. Jadi ada selang siling, terkadang dalam seminggu ada dua kali ke lautnya. “Sehingga tidak full dalam jangka waktu dua bulan tidak melaut,” ucap dia.

“Jadi ketika saya juga pernah pesan ikan ke pelelangan di Pantai Pamayang Sari di sana, terkadang jawabannya, paling besok Pak melautnya, stok ikannya sedang kosong,” Kata dia. (obi/dik)

[/membersonly]

Belum berlangganan Epaper? Silakan klik Daftar!