Cegah Bullying, Bangun Empati di Sekolah

Bullying
Ketua KPAID Kabupaten Tasikmalaya Ato Rinanto memberikan edukasi terkait pencegahan bullying dan kekerasan terhadap anak kepada para guru dan kepala SDN di wilayah Cisayong, Sabtu (21/10/2023).
0 Komentar

TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID – Para Guru dan Kepala SDN Cigorowong, SDN 1 Cigorowong, SDN 3 Nusawangi, SDN Sindangreret, SDN Sukamukti dan SDN Sukamulya Kecamatan Cisayong Kabupaten Tasikmalaya mengikuti Fasilitasi Penguatan Kompetensi dan Pengembangan Karakter, Sabtu (21/10/2023). Kegiatan bertema ”Fokus pada Pencegahan Bullying dan Kekerasan” itu diselenggarakan di SDN Cigorowongng 1 Kecamatan Cisayong.

Kepala SDN 3 Nusawangi Deded Ruhimat SPd mengatakan, dasar penyelenggaraan kegiatan ini adalah sebagai langkah antisipatif dan preventif agar kekerasan yang terjadi di dalam lingkungan sekolah itu dapat diminimalisir.

”Melalui kegiatan ini, dunia pendidikan khususnya di kecamatan Cisayong ini dapat terselenggara dengan baik,” ujarnya kepada Radar.

Baca Juga:Sandal Eiger Nyaman dan Kuat, Tersedia di Eiger Plaza Asia TasikmalayaSimak! Rekomendasi Aksesoris Fashion, Untuk Tampil Menawan dan Elegan di Momen Spesial

Deded menyebutkan, sejauh mana pelaksanaan kegiatan yang diikuti oleh para guru pendidik dan kepala sekolah ini dapat lebih dipahami apa dan bagaimana tentang kekerasan di dunia anak.

Sejauh ini, kata Deded, pihak sekolah selalu memantau dan melihat kegiatan-kegiatan anak sampai sejauh mana dalam pembelajaran, juga dalam bermain.

Anak-anak selalu dipantau dengan sedemikian rupa, paling tidak kejadian-kejadian bullying dapat diminimalisir.

Selanjutnya, di SD wilayah Cisayong sering ada kegiatan-kegiatan yang sifatnya saling empati. Di antaranya harus menunjukkan sikap kasih sayang terhadap teman-teman, sehingga kejadian-kejadian bullying itu bisa diantisipasi dari kegiatan anak itu sendiri.

”Sebelumnya memang pernah ditemukan kasus bullying, makanya pihak sekolah ingin mengantisipasi agar hal ini tidak dilakukan atau tidak terjadi lagi,” tutur Deded.

Terkait masalah bullying itu, ujar Deded, munculnya dari teman anak itu sendiri. Kalau tidak ada laporan dari anak yang lain, diyakini para guru tidak bisa mendeteksi. Sebab, tidak ketahuan padahal ada kejadian.

Korban dan pelaku bullying biasanya tidak mau mengungkap ketika ditanya. Namun ada saksi lain yakni temannya yang bisa bercerita. Dengan demikian, terus digali informasinya sampai diselesaikan sedemikian rupa.

Baca Juga:Unsil Kuatkan Sociopreneurship, Optimalisasi Pemberdayaan Perempuan melalui Kelompok Majelis TaklimKompetisi Bisa Melatih Mental Siswa, Siswa SDN Galunggung Juara Vokal Solo

”Makanya kami inisiatif menyelenggarakan kegiatan ini. Sebab, dipandang perlu guna mengedukasi para pendidik bagaimana menyelesaikan permasalahan-permasalahan yang terjadi selanjutnya,” ucap Deded.

Oleh karena, penanganan bullying dipandang perlu dan harus sampai ke orang tua murid. Sebab, menurut Deded, karakter anak itu juga dipengaruhi pendidikan keluarga. Kalau pendidikan keluarga baik, lingkungan sekolah juga baik.

0 Komentar