Catat! Berat Badan Anak Tidak Kunjung Naik, Orang Tua Wajib Waspada

penanganan stunting di Kota Tasikmalaya
Perwakilan Puskesmas Kawalu dan kader PKK menyambangi rumah keluarga anak stunting, di Kampung Babakan Pala, Kelurahan Sukamenak. Rabu 7 Agustus 2024. (Ayu Sabrina / Radartasik.id)
0 Komentar

TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID – Stunting begitu menjadi perhatian karena efek jangka panjangnya dapat menyebabkan anak tidak dapat mencapai kapasitas penuh dari pertumbuhannya.

Ketika anak memiliki tubuh lebih pendek serta berat badan lebih rendah dibandingkan anak seusianya, orangtua harus langsung waspada.

Kondisi tersebut merupakan tanda terjadinya stunting pada anak. Stunting perlu dideteksi sejak dini agar bisa segera ditangani.

Baca Juga:Kejutan! Isteri Vokalis Gigi Umumkan Siap Maju Pilkada Ciamis Dampingi Nanang PermanaMenanti Manuver Azies Rismaya Mahpud Jelang Masa Injury Time di Pilkada Kota Tasikmalaya!

Pasalnya, intervensi stunting hanya akan optimal jika dilakukan sebelum anak berusia dua tahun. Apabila terlambat, tumbuh kembang anak tidak bisa maksimal. Dampaknya dapat berlanjut hingga usia dewasa.

Anak dengan stunting cenderung memiliki kecerdasan yang kurang. Ia juga berisiko mengalami berbagai penyakit tidak menular. Itu sebabnya, mencegah terjadinya stunting sejak dini merupakan langkah yang paling tepat.

Di Kota Tasikmalaya pada tahun 2024, angka stunting menembus 11,78 persen. Angka ini naik dari tahun 2023 sebesar 10,75 persen. Pada tahun 2022 pun, stunting di Kota Resik ini menembus angka 12,62 persen.

Wilayah paling banyak kasus temuan dengan 16,79 persen adalah Kecamatan Indihiang. Disusul oleh Kecamatan Kawalu sebanyak 16,35 persen. Berdasarkan penjelasan Nutrisionis pada Puskesmas Kawalu, Feni Yulita, hingga Juli 2024 tercatat ada 517 anak dinyatakan stunting, atau sebesar 23,11 persen.

Adapun 371 kasus menimpa batita (anak usia 1-3 tahun) atau lebih spesifik berusia lebih dari dua tahun.

Feni menjelaskan mereka yang usia bawah dua tahun terpantau sehat dan normal, justru baru dinyatakan Stunting pada usia di atas dua tahun.

Beberapa ibu menurutnya menganggap penyakit yang dialami anak masih dalam batas normal.

Baca Juga:Viman Alfarizi Bicara soal Terbengkalainya Terminal Indihiang dan Money Politics di Pilkada 2024!Rois Syuriah PCNU Sebut Sudah Saatnya PKB Memimpin Kota Tasikmalaya di 2024!

“371 kasus dari total 517 yang diperiksa adalah mereka anak yang berusia di atas dua tahun. Kebanyakan sempat sakit, demam, batu, pilek. Di lapangan itu tidak dianggap penyakit. Ibu kalau tidak naik berat badan, mereka acuh. Menganggap hal yang wajar ada ketidaknaikan,” jelasnya kepada Radar, usai berkeliling bersama para kader Posyandu Kembang Pala di Kampung Babakan Pala, Kelurahan Sukamenak, Rabu 7 Agustus 2024.

Meski bayi lahir dalam kondisi normal, kata dia, orang tua tetap mesti waspada saat lama-kelamaan berat badan anak tidak naik dan berujung pendek. Sebab penanganan stunting setelah berusia lebih dari dua tahun, akan lebih sulit.

0 Komentar