BNN Kota Tasikmalaya Sebut Faktor Ini Jadi Titik Masuk Pecandu Narkoba

narkoba, rokok,
Barcode pendaftaran rehabilitasi pecandu narkoba oleh BNN Kota Tasikmalaya. (Ayu Sabrina/Radartasik.id)
0 Komentar

TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID – Badan Narkotika Nasional (BNN) Kota Tasikmalaya menyebut, sepanjang tahun 2024 tercatat 11 orang yang direhab. Rehabilitasi pasien kecanduan narkoba dapat dilakukan dengan dua metode. Yaitu rawat inap dan rawat jalan.

Selain yang disergap dalam operasi, Dokter Umum BNN Kota Tasikmalaya, dr Irham Tahkik Suryana, menyebut, pecandu bisa meminta rehab secara mandiri jika ingin.

Mereka menyebutnya sebagai voluntary. Tetapi, tindakan itu tidak lantas menghalangi proses hukum, jika yang bersangkutan terjerat kasus kriminalitas pengedar narkotika.

Baca Juga:H Amir Mahpud Vs H Budi Budiman, Jubir Usman Hanya Tertawa dan Sebut Hiburan Politik Jelang Pilkada Kota TasikMasa Tugas Ketua KNPI Kota Tasikmalaya Akan Berakhir, Emang Kapan Sudah Bekerjanya?

“Daftar sukarela, datang ke kantor BNN Kota Tasikmalaya ditemani keluarga. Menandatangani surat persetujuan rehab dari keluarga. Penerimaan awal, registrasi identitas, screening faktor risiko sedang atau berat, hasilnya diassesment menilai seberapa tingkat parah. Hasil dari assesment rencana terapi rawat inap atau rawat jalan,” terangnya saat ditemui di Kantor BNN Kota Tasikmalaya, Rabu 26 Juni 2024.

Jika hasil screening menunjukkan tingkat ringan, pasien bisa memilih jadwal rehab.

Tetapi jika hasil Tim Assesment Terpadu (TAT) yang terdiri dari Kejaksaan, Penyidik, pihak kesehatan dari rumah sakit dan psikiater itu, menunjukkan tingkatan berat, pasien akan dirujuk ke Balai Besar Rehabilitasi BNN di Bogor.

Dari 11 orang yang direhab itu, 6 di antaranya adalah voluntary. Irham juga menyebutkan bahwa hasil wawancara pada sesi screening, dominan dari mereka adalah perokok.

“Hasil screening pintu awalnya adalah rokok, minuman keras, kemudian obat terlarang itu,” sebutnya.

Selain itu, lingkungan sekitar yang paling sering berinteraksi juga punya pengaruh besar. Ia menyampaikan tidak sedikit yang mencoba narkotika karena paksaan atau agar terlihat kern saja.

“Biasanya yang penyalahgunaan karena paksaan lingkungan, atau juga ingin terlihat kern. Bisa jadi agar bisa masuk kontrongan. 11 ini kebanyakan karena lingkungan, ada juga yang biasanya pemakai sebagai stimulan menekan seger terus, bertenaga, tidak cepat ngantuk biasanya pekerja yang pakai,” jelasnya.

Baca Juga:Ormas Islam, Ponpes Sampai Parpol Dapat Keberkahan Idul Adha dari Bacalon Wali Kota Tasikmalaya Viman AlfariziPengabdian Ivan Dicksan Belum Cukup Sebatas Sekda Kota Tasikmalaya, Suksesor Budi Budiman Turun Gunung

Bahkan ia menyebut pernah mendapati santri yang kecanduan obat bius, setelah melakukan operasi sebanyak dua kali. Ia kecanduan dan mencari cara agar merasakan hal yang sama.

0 Komentar