Bisakah? Ketua Fraksi di DPRD Minta Jalan Cihideung Steril PKL

TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID – Ketua Fraksi PDI Perjuangan, PPP dan Partai Golkar DPRD Kota Tasikmalaya sepakat bahwa Jalan Cihideung harus tertata, bahkan seharusnya kawasan itu steril dari PKL.

Pemerintah seharusnya tidak perlu kehabisan energi soal penataan PKL di Jalan Cihideung. Jika mengacu pada tujuan awal, tim penataan seharusnya lebih fokus utnuk mencari tempat baru bagi PKL.

Salah satu kendala penataan Jalan Cihideung yakni terbatasnya ruang pedestrian. Sementara Pemkot ingin mengakomodir 231 PKL yang sebelumnya berjualan di lokasi tersebut.

Baca juga : Pj Wali Kota Tasikmalaya dan Komisi II DPRD Bahas Cihideung, Hasilnya Begini

Sementara, tujuan awal pembangunan kawasan pedestrian atau semi pedestrian yakni menciptakan area ruang publik. Sehingga warga bisa melakukan berbagai aktivitas di kawasan tersebut.

Ketua Fraksi PPP DPRD Kota Tasikmalaya H Ajat Sudrajat mengatakan bahwa tujuan pembangunan di kawasan tersebut yakni untuk ruang publik yang tertata. Sehingga legitimasi penempatan PKL menurutnya sudah tidak sejalan dengan tujuan tersebut. “Kalau mengacu pada tujuan awal, ya otomatis harus steril dari PKL juga,” ucapnya.

Namun bukan berarti pemerintah mengusir mereka begitu saja dari Jalan Cihideung. Menurutnya, perlu ada komunikasi yang baik dengan para PKL di tambah mencarikan mereka yang tempat baru yang lebih representatif. “Komunikasi secara baik-baik dengan PKL, carikan tempat yang bagus dan menjanjikan untuk mata pencaharian mereka,” terangnya.

Baca juga : Pedas!!! Komentar Dewan PDI Perjuangan Kota Tasikmalaya Soal Cihideung

Jika perlu, pemerintah bisa mengeluarkan subsidi permodalan untuk PKL tersebut. Supaya mereka bisa tetap berkembang di lokasi jualan yang baru. “Kalau serius, banyak cara yang bisa jadi alternatif,” tuturnya.

Senada dengan pengungkapan Ketua Fraksi PDI Perjuangan H Dodo Rosada yang menyinggung soal tujuan pembangunan di Jalan Cihideung. Menurutnya, pembangunan kawasan itu peruntukannya untuk ruang publik dan pejalan kaki. “Pembangunan itu kan untuk pedestrian, bukan untuk menempatkan PKL,” katanya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

1 komentar

  1. Jangan cuma rapat saja, kondisikan ke lapangan agar terealisasi, tegakan peraturan mulai dari sekarang agar warga Tasikmalaya mulai terbiasa dengan kedisiplinan terhadap peraturan, karena selama ini mereka sudah merasa nyaman terhadap perilaku buruknya, mulai dari parkir seenaknya, penempatan parkir yang seenaknya yang di buat di kelola oleh oknum warga sekitar, buang sampah sembarangan, trotoar yang selalu jadi permasalahan yaitu di pakai para PKL berjualan masalah klasik yang membuat kota Tasik selalu terlihat kumuh. Solusinya hanya satu tegas setegas tegasnya tegakkan peraturan agar Tasik menjadi kota maju, agar mental warga Tasik berubah dalam hal kedisiplinan, keluar dari cap kota termiskin se-Jawa barat karena mentalnya hanya jadi pengemis, hanya menunggu bantuan sosial dari pemerintah padahal itu suatu pendidikan yang buruk bagi mental warga Tasik sehingga menjadi malas, mereka hanya terpikir parkirlah satu satunya yang bisa jadi pilihan mata pencaharian mereka padahal kalau kita mendidik mereka jadi usahawan Insya Allah Tasik produktif